Taruna Politeknik Perikanan Bitung Dianiya Para Senior,Dipaksa Mengaku Mengintip Asrama Putri

kampus Politeknik Perikanan Kota Bitung Propinsi Sulawesi Utara

kampus Politeknik Perikanan Kota Bitung Propinsi Sulawesi Utara

BITUNG,Suarasulutnews.co.id – Tindakan kekerasan terhadap mahasiswa diduga terjadi di lingkungan kampus Politeknik Perikanan Bitung. Tindak kekerasan itu menimpa terhadap mahasiswa atau Taruna Tingkat II, Dessril Walangow, pekan lalu.

Informasi yang berhasil dihimpun, tindak kekerasan terhadap Desril Walangow (korban) itu, diduga dilakukan oleh para seniornya yang berjumlah antara 6-8 orang (Taruna Tingkat III).

Direktur Polititeknik Perikanan Bitung Samuel Hamel

Direktur Polititeknik Perikanan Bitung Samuel Hamel

Korban sendiri bersama orang tuanya dikabarkan akan segera membawa persoalan ini ke pihak kepolisian, jika Pimpinan Politeknik Perikanan Bitung tidak segera menindaklanjuti dan memproses serta memberikan sanksi tegas kepada para pelakunya.

Direktur Polititeknik Perikanan Bitung, Samuel Hamel melalui Pembantu Direktur (Pudir) III, Yefta Ratela kepada wartawan, Minggu (22/11) tidak menampik perihal kabar atau dugaan penganiyaan terhadap Taruna Tingkat II Dessril Walangow oleh para seniornya.

“Persoalan ini sedang diproses, para pelakunya antara 6 sampai 8 orang sudah diperiksa, dan besok (hari ini, red) akan ada pertemuan dengan orang tua korban,” papar Ratela.

Lebih lanjut dikatakan Ratela, pihaknya belum bisa memberikan sanksi kepada para pelaku karena masih harus diperiksa lebih lanjut termasuk para saksi dan bukti-bukti. “Kalau terbukti mereka pasti akan diberikan sanksi yang tegas sesuai aturan dalam kampus Politeknik Perikanan Bitung,” tandas Ratela.

Seperti diketahui, peristiwa penganiayaan terhadap Taruna Tingkat II Politeknik Bitung Dessril Walangow warga asal Minahasa Tenggara itu terjadi pada Jumat 13 November 2015.Informasi yang dihimpun, korban diboyong ke asrama Octopus oleh sejumlah seniornya dan menganiayanya hingga babak belur. Korban dituduh melakukan tindakan mengintip di asrama wanita.

Menurut beberapa mahasiswa tingkat 3 yang diwawancarai wartawan, Sabtu (21/11) di asrama Octopus, ada laporan dari taruni/mahasiswa putri diintip oleh mahasiswa putra.

“Dessril dilaporkan Jumat subuh sekitar pukul 03.15 dini hari mengintip di asrama putri maka pada waktu usai Sholat Jumat kami mengintrogasi Dessril,” kata para Senior.

Taruna Tingkat III ini mengaku seluruh mahasiswa dilarang oleh Pembina Saiful mengeluarkan statemen kepada wartawan alias tutup mulut.
Begitu pula para Taruna Tingkat I dan II diperintahan senior agar tidak melakukan gerakan tambahan.

“Kalau kami diketahui menyampaikan informasi ke publik maka kami akan di hajar oleh para senior,”beber sumber.

Politeknik Perikanan Bitung

Politeknik Perikanan Kota  Bitung

Sementara pengakuan korban Dessril Walangow kepada sejumlah wartawan, dirinya dipaksa untuk mengakui kalau dirinya melakukan pengintipan di asrama putri.

“Saya diseret ke asrama Senior di Octopus kemudian diberi hukuman fisik dan dipukul, ditendang, ditampar dan dipaksa mengaku sebagai pengintip,” kata Dessril.

Karena terus dipaksa dan dianiaya, korban akhirnya mengakui perbuatan yang tidak dilakukan. “Kami sudah melapor ke Polres Bitung tetapi tidak direspon justru petugas SPK menganggap kasus ini bukan rana Polisi,”ujarnya.

Dessril didampingi orangtuanya mengatakan pihaknya akan melaporkan kejadian ini ke Polda Sulut.“Kami tidak akan memberi maaf kepada pihak sekolah apalagi taruna yang menghajar anak kami sampai babak belur, intinya penanggungjawab sekolah dan para pelaku harus dihukum sesuai ketentuan,” tegas orangtua korban.

Terpisah, Ketua LAKRI Bitung John Dumais menyatakan penyesalannya atas kejadian tersebut. Dumais pun mengecam keras tindak kekerasan atau penganiayaan terhadap para mahasiswa. mengecam keras tindakan dari taruna PPB.

“Apalagi ini merupakan tindakan kekerasan para senior terhadap junironya. Seharusnya kalau ada kesalan diberikan pembinaan bukannya dianiaya,” tandas Dumais yang juga mantan Ketua Komisi I DPRD Sulut.

Lanjut Dumais mengingatkan, kasus ini sebaiknya menjadi kasus terakhir dan sebaiknya pihak kampus harus berbenah memperbaiki yang salah selama ini karena pasti berdampak hukum.

“Saya juga minta pihak kepolisian mengungkap kasus tersebut supaya kenyamanan belajar mahasiswa terjamin dan memenjarakan semua pelaku,”tegas mantan aktivis ini. (estefanus)

Tags:
author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.