Proyek Tanggul BPBD Sulut Asal Jadi, Forum LPM Kawangkoan Raya Kritik Keras

Minahasa– Pengerjaan tanggul yang terletak di Kelurahan Sendangan Tengah Kecamatan Kawangkoan dinilai asal jadi. Proyek berbandrol Rp 363.363.201dari APBD Propinsi Sulut yang dikerjakan CV Bintang Mas akhirnya menuai kritik keras.

Ketua Forum Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kawangkoan raya, Drs Eddy Ruata menyayangkan pekerjaan fisik tersebut yang terkesan dikerjakan asal-asalan.

Menurut Ruata, pengerjaan tanggul tersebut tidak sesuai dengan apa yang di harapkan oleh masyarakat. Pasalnya saat pengukuran dan rencana pembangunan tanggul oleh tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Propinsi Sulawesi Utara dengan konsultan, bahwa yang di kerjakan semestinya lebih besar dari apa yang telah terbangun saat ini.

Akibatnya, volume pekerjaan dinilai kurang tentunya dengan demikian potensi longsor di dekat bangunan pemukiaman masih tinggi.

“Volume pekerjaan kami nilai tidak sesuai jadi sebagian area yang harusnya di tanggul menjadi tidak tercover. Ini masih sangat rawan longsor,” ujar mantan Camat Kawangkoan tersebut.

Harapannya agar lokasi pekerjaan tersebut dapat di tinjau kembali keberadaannya karena masih berpotensi longsor kedepan hari.
Setiap musim penghujan area tersebut yang belum dibuatkan tanggul mulai mengalami lonsoran.

“Tentunya ini perlu diperhatikan. Proyek bencana harusnya dikerjakan hati-hati dan sebaik mungkin,” tambahnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Propinsi Sulawesi Utara, Joy Oroh, ketika di konfirmasi melalui ponselnya, terkait dengan pekerjaan tersebut menjelaskan bahwa untuk pembangunan tanggul di area Sendangan Tengah Kecamatan Kawangkoan, memang belum selesai karena masih ada tahap kedua, yang rencananya akan direalisasi pada tahun ini (2021).
“Ya, untuk pembangunan tanggul di Sendangan Tengah itu belum selesai. Tahun ini direncanakan akan dilanjutkan lagi,” paparnya.

Ia juga berharap agar usulan tersebut dapat tereaisai pada tahun ini.

Sementara, Ketua Tim Investigasi Pelopor Angkatan Muda Indonesia Perjuangan (PAMI-P) Sulawesi Utara, Asriel J Tatande tidak sependapat dengan Kepala BPBD Sulut Joy Oroh, dan menilai pekerjaan itu memang kurang volume.

“Sebaiknya harus jujur. Pekerjaan seperti itu kan sudah jelas RAB dan Juknisnya. Tidak mungkin tidak tuntas karena anggaran jelas sesuai RAB. Itu berarti volumenya kurang dong. Kalo untuk menambah tanggul di area tersebut, ya pasti RABnya kan baru lagi. Ini perlu jadi perhatian, hati-hati dalam mengerjakan proyek. Apalagi proyek bencana,” ujar Tatande. (Farly Bujung)
(Farly Bujung)

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.