Amurang-PT Cargill Indonesia di Amurang mengaku perusahaannya masih kekurangan pasokan kelapa. Pasalnya, walau diakui Minsel memiliki 45.991 Hektar yang tersebar di 16 kecamatan minus Modoinding, PT Cargill belum mampu memenuhi kebutuhan produksi.
CSR Coordinator Pamela Runtu kepada sejumlah media, untuk memenuhi kebutuhan kopra, PT Cargill Indonesia di Amurang masih harus mengambil pasokan dari Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Maluku. ‘’Kopra Minsel, kualitas kopra sangat baik. Tetapi, lebih baik lagi proses pengeringan harus melalui panas matahari. Dan tidak melalui pengasapan, karena memang di Minsel masih lebih banyak diasapan,’’ujar Runtu, belum lama.
Menurutnya, kalau melalui pengasapan, pasti ada zat karbon yang melekat pada kopra. Dengan demikian, produksi PT Cargill Indonesia di Amurang masih terlalu sedikit. Akibatnya, pihaknya harus mengambil pasokan dari Sulteng, Gorontalo dan Maluku.
Ditanya berapa kebutuhan kopra dalam sebulan? Pamela enggan berkomentar lebih. ‘’Yang pasti, seperti yang saya sampaikan diatas, bahwa kualitas kopra Minsel diatas rata-rata. Maksudnya, kopra Minsel cukup baik,’’katanya.
Runtu menjelaskan lagi, salah satu penyebab turunnya produksi kopra petani disebabkan beberapa factor. Seperti hama, peremajaan kelapa tidak ada dan permintaan kayu kelapa meningkat.
‘’Oleh sebab itu, Runtu berharap supaya kualitas kopra semakin baik lagi. Maka, pemerintah harus turun tangan membantu petani guna melakukan peremajaan pohon kelapa. Karena memang, selama beberapa tahun terakhir, peremajaan tidak terjadi di Minsel. Mungkin karena masalah pendanaan ataukah masalah lainnya. PT Cargill Indonesia di Amurang sendiri, berharap peremajaan kelapa akan terjadi seiring kualitas kopra akan ditingkatkan. Dan mungkin, PT Cargill juga siap membantu petani untuk bantuan bibit,’’tegasnya.
Terpisah, Albert Pontoh mengungkapkan, harga kopra selang minggu ini terjadi penurunan. ‘’Bila pekan sebelumnya berkisar 100 kg Rp 760 ribu. Pekan berjalan ini tinggal Rp 720 ribu. Ini karena tidak ada peremajaan pohon kelapa,’’tukas Pontoh, petani asal Desa Tawaang.(ape/jaan)