Tahuna-Pantai Kelurahan Enengpahembang Kecamatan Tahuna Timur merupakan wilayah pesisir di Kabupaten Kepulauan Sangihe yang sangat rawan abrasi dan sangat membutuhkan sentuhan pemerintah.
Bahkan keberadaan ratusan rumah di tepi pantai terancam ambruk akibat abrasi yang terus menerus terjadi. Salah satu warga setempat yang juga ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Gustaf Pukoliwutang mengatakan, ancaram abarasi di Enengpahembang semakin parah ketika bantaran pantai disepanjang pusat kota Tahuna hingga ke pantai Tahuna Timur telah dibangun Talud yang berlanjut dengan boulevard serta dermaga jeti.
”Terus terang abrasi semakin terasa ketika pantai pusat kota Tahuna sudah terlindungi talud, dan pantai Enengpahembang justru yang terkena imbas abrasi karena tidak memiliki talud,”kata Pukoliwutang.
Lurah Enengpahembang Rixal Lesawengen ditemui terpisah juga mengatakan hgal yang sama. Menurutnya sejak pembangunan Boulevard Tahuna ancaman abrasi semakin dirasakan oleh warga yang ada.
“Sejak pembangunan Boulevard Teluk Tahuna dilakukan hingga saat ini ancaman abrasi makin tinggi. Apalagi ketika angin barat yang menyebabkan gelombang tinggi sejumlah perahu nelayan harus diungsikan hingga ke jalan raya”, jelas Lesawengen.
Menjadi harapan bersama pemerintah dan masyarakat Kelurahan Enengpahembang terkait pembangunan talud pengaman pantai yang benar-benar memadai, sebab sejauh ini bukan hanya rumah warga yang terancam, kepentingan nelayan juga turut terganggu, seperti keberadaan perahu-perahu nelayan harus dinaikkan ke halaman rumah ketika musim ombak angina barat, dan yang tidak sempat menaikkan bisa berakibat fatal perahunya rusak dan terbawa ombak.
“Kalau tetap dibiarkan abrasi tidak hanya mengancam pemukiman warga hingga mengancam keselamatan warga yang menetap di pesisir pantai, perahu-perahu nelayan juga terancam rusak dan hancur”,ujar Lesawengen yang juga menambahkan, usulan talud telah dilakukan pihak kelurahan ke Balai Sungai sejak tiga tahun lalu, namun sampai saat ini belum direalisasikan. (Verry)