Denpasar-Komisi Nasional Perlindungan Anak bersama Perguruan Pendidikan Nasional (Perdiknas) Denpasar, Selasa 25/10/17 bertempat di SMP Nasional Denpasar mencanangkan dan menandatangani Deklarasi STOP Bullying terhadap Anak dilingkungan sekolah dan lembaga pendidikan di seluruh propinsi Bali.
Pencanangan Gerakan Kampaye STOP Bullying di Lingkungan sekolah dan lembaga pendidikan di seluruh Bali dimulai dari SMP Nasional dan SMK Teknologi Nasional Denpasar, karena SMP Nasional Denpasar sejak tahun 2015 oleh pemerintah telah ditetapkan sebagai sekolah berbasis keluarga yang mengedepankan prinsip penghargaan terhadap kemajemukan.
Pemilihan SMP dan SMK Nasional Denpasar sebagai start awal gerakan kampanye STOP Bullying dilingkungan sekolah di Bali selain mempunyai konsep sebagai sekolah berbasis keluarga, SMP Nasinal juga akan direkomendasikan kepada pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA-RI) sebagai sekolah ramah dan bersahabat dengan anak.
Dengan demikkan gerakan STOP Bullying ini akan menggurita sebagai gerakan yang terorganisir dan masif sehingga lingkungan sekolah di seluruh Bali menjadi zona bebas dari Bullying dan kekerasan, demikian disampaikan Arist Merdeka Sirait Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak kepada media selepas penandatangani Deklrasi Stop Bullying Selasa 24/10/17 di SMP Nasional Denpasar.
Ni Putu Supadmi, SPd, Kepala Sekolah SMP Nasional dalam sambutannya dihadapan lebih dari 700 peseta didik dan para dewan guru menyambut baik dan siap mengeksekusi pencanangan Deklarasi STOP Bullying dilingkungan sekolah dimulai dari sekolah ini karena SMP Nasional Denpasar sejak 2 tahun lalu telah menjalankan konsep sekolah berbasis keluarga yang lebih mengedepankan nilai-nilai lokal dan kreativitas anak berbasis budaya.
Demikian juga disampai Nyoman Sulasmini, SPd Kepala Sekolah SMK teknologi Nasional Denpasar dalam kata sambutannya, bahwa SMK Teknologi Denpasar sebagai bagian dari Perguruan Pendidikan Nasional siap menjadikan lingkungan SMK Teknologi dalam menjalankan proses belajar dan mengajar bebas dari bullying dan mengucapkan terima kasih kepada Komnas Perlindungan Anak Pokja Bali yang telah merekomendasikan dan memilih SMK Teknologi sebagai sekolah anti bullying demikian disampaikan Kepala Sekolak SMK teknologi Nasional dihadapan ratusan siswa dan siswi dan para dewan guru.
Diakhir acara penandatangan deklarasi Stop Bullying terhadap anak dilingkungan sekolah di Bali, 700 orang peserta didik SMP Nasional mengawali kampanye STOP Bullying untuk dilanjutkan ke seluruh sekolah di Bali, bersama Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan tekat berani mengatakan tidak pada segaka bentuk: Kekerasan termasuk billying, Narkoba, dan Pornografi serta diakhiri dengan yel-yel Anak Indonesia “Anak Indonesia Cinta Pancasila” dan STOP Bullying harga mati.
Arist menambahkan, untuk kesiapan SMP dan SMK Nasional Denpasar menyiapkan diri sebagai start awal kampanye Stop Bullying di seluruh Bali, Komnas Perlindungan Anak mengapreasi dan segera merekomendasikan SMP Nasional Denpasar bersamaan Hari Anak Nasional 2018 mendapat penghargaan sebagai sekolah ramah anak berbasis keluarga dari pemerintah.(tim)