Sangihe-Krisis air bersih kembali mengintip Kabupaten Kepulauan Sangihe menyusul dampak musim kemarau panjang yang terus mengancam ketersediaan air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Sangihe. Hal itu tak ditepis Penjabat Direktur PDAM Sangihe, Novilius Tampi dikonfirmasi wartawan, Selasa ( 02/10) kemarin.
Bahkan menurut Tampi, sejak beberapa pekan terakhir sejumlah sumber air baku telah mengalami penurunan debet air yang cukup signifikan, seperti produksi sumber air Eneratu Kelurahan Tona yang turun drastis dari 25 liter per detik menjadi 5 liter dan sumber air Tarea Kelurahan Dumuhung dari 10 liter turun menjadi 2 liter per detik.
Tidak hanya di Eneratu dan Tarea yang mengalami penurunan produksi, sumber air lainnya diluar Tahuna, misalnya di Kecamatan Tabukan Utara juga mengalami hal yang sama, termasuk dilokasi sumber air potensial sungai Mahena juga turun drastis.
”Masih untung ada beberap sumber air yang masih stabil, seperti sungai Ongo dan sungai Kolongan Mitung, sehingga distribusi air besih masih tetap berjalan normal meski terkadang kami harus pandai-pandai mengaturnya dilapangan,”ungkap Tampi.
Meski masih ada beberapa sumber air yang tetap normal, pria yang juga menjabat Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sangihe itu tak menepis masih terjadi kendala distribusi air sampai ketingkat pelanggan, bahkan tak jarang datang juga keluhan dari pelanggan terkait masalah air yang keluar dari mata kran jadi berkurang.
”Memang kami tak bisa menyangkali diwaktu-waktu tertentu akan ada air dari kran yang berkurang dari biasanya yang begitu lancar. Hal itu sebagai konsekwensi dari berkurangnya debat air sehingga kami harus pandai-pandai mengatur distribusinya jangan sampai ada wilayah yang sama sekali mengalai mati air, terutama daerah dataran tinggi yang selama ini rentan ketika terjadi kemarau panjang,”ujar Tampi yang juga menghimbau kepada pelanggan dan masyarakat untuk melakukan penghematan air selama berlangsung musim kemarau.(elleh)