Sangihe – Keluhan terkait kurangnya ketersediaan tabung oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Liung Kendage Tahuna akhirnya terjawab. Dalam waktu dekat ini alat penghasil oksigen akan segera dioperasikan.
Dikatakan Direktur RSUD Liung Kendage dr Handry Pasandaran, keluhan terhadap pelayanan akan dijawab satu persatu. Menurutnya, ada dua hal paling menonjol terkait keluhan masyarakat, salah satunya tentang kurangnya persediaan tabung oksigen.
“Untuk oksigen pada tahun 2020 ini, rumah sakit melakukan kerjasama dengan penyedia yang mensuplai bukan hanya oksigen tapi sekaligus peralatan yang berfungsi untuk memproduksi oksigen,” jelas Pasandaran, dikonfirmasi Kamis (13/02/2020) diruang kerjanya.
Dia berharap, dengan adanya alat produksi oksigen ini tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan di RSUD Liung Kendage saja, namun bisa mengcover kebutuhan akan tabung oksigen di Puskesmas se-Kabupaten Sangihe.
“Diharapkan alat ini kemudian dapat memenuhi kebutuhan baik RSUD liung kendage, bahkan juga dapat membantu RS liung paduli, serta seluruh Puskesmas ataupun mungkin ada diluar dari rumah sakit maupun puskesmas yang membutuhkan. Tapi tentu kita akan mempersiapkan berbagai dokumen regulasinya, agar ketika nantinya ada kebutuhan terkait oksigen diluar rumah sakit, akan ada kompensasi untuk rumah sakit,” tukas dia.
Dijelaskan Pasandaran, alat yang dapat memproduksi oksigen sebanyak 40 tabung dalam sehari yang nantinya akan dioperasikan pada 1 Maret 2020 ini, merupakan salah satu upaya untuk memenuhi janji kampanye dari Bupati dan Wakil bupati Sangihe pada tahun 2017 silam, sebagaimana sesuai janji di Kabupaten Sangihe bisa memproduksi oksigen sendiri.
“Jadi ada surplus karena dalam sehari alat ini dapat memproduksi oksigen sebanyak 40 tabung, sedangkan rumah sakit itu rata-rata kebutuhannya hanya 12 hingga 16 tabung perhari, otomatis dengan kapasitas produksi 40 tabung ini kita masih memiliki 24 tabung, dan ini bisa kita suplai ke Puskesmas,” ungkapnya.
Sedangkan untuk tenaga pengelolah alat ini kita memberdayakan tenaga lokal yang ada di unit Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah sakit. Nantinya, tenaga pengelolah juga akan dilatih.
“Alat sudah ada dan sedang dalam tahap uji coba. Untuk pengelolah akan dilatih oleh penyedia nantinya tentang cara mengoperasikan. Bahkan terkait dengan pemeliharaan alat juga menjadi tanggung jawab dari pihak penyedia, jadi kerjasama ini saling menguntungkan,” kata dia. (Andika)