Minahasa – Momentum pengucapan syukur, merupakan satu tradisi yang tercipta pada budaya masyarakat Minahasa. Di ketahui bersama hajatan pengucapan syukur yang setiap tahunnya di rayakan oleh masyarakat Minahasa, yakni setelah masa panen dari segala usaha yang ada di masyarakat, terutama sektor pertanian.
Seperti biasanya hajatan pengucapan syukur di laksanakan berdasarkan himbauan atau petunjuk dari pemimpin daerah lokal, baik dari pemerintah dan pihak gerejawi.
Adapun dalam moment pengucapan syukur di rayakan dengan suguhan-suguhan makanan yang menjadi ciri khas dari masing masing daerah setiap kabupaten. Contoh misalnya pengucapan syukur masyarakat Minahasa Selatan (Minsel).
Daerah ini terkenal dengan suatu kearifan lokal masyarakat yang pandai membuat dodol. Tetapi bukan hanya itu yang di sediakan, karena pada kenyataannya ada banyak hidangan yang dipersiapkan untuk menjamu para tamu.
Inilah salah satu yang menjadi daya tarik pada moment ucapan syukur, sehingga banyak mengundang orang untuk bersama-sama merayakan pengucapan syukur. moment berkumpul tersebut di manfaatkan untuk mempererat kasih persaudaraan satu sama lain.
Ketua PKB Pucuk pimpinan KGPM, Pnt. Steven Supit, memberi tanggapannya dalam perayaan yang disebut pengucapan syukur. Menurutnya ;
“Mengucap syukur atas segala karunia yang telah Tuhan berikan kepada kita adalah suatu tindakan yang baik.
Mengutip dari Firman Tuhan dalam 1 Tesalonika 5:18, “maka dalam segala hal bersyukurlah, sebab itulah yang dikehendaki Allah dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Steven Supit mengatakan ucapan syukur adalah sebuah bentuk ibadah yang menghargai segala kasih karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Namun, syukur yang sesungguhnya adalah ketika kita tidak hanya bertumbuh dalam kasih dan iman kepada Tuhan kita, tetapi juga ketika kita memberikan kembali kasih dan pelayanan kepada sesama.
Seperti dikatakan dalam Efesus 5:20, “dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus, senantiasalah mengucap syukur kepada Allah Bapa atas segala sesuatu.” Kita tidak hanya harus bersyukur dalam kebahagiaan dan kelimpahan, tetapi juga dalam kesulitan dan kekurangan.
Sebagai orang-orang percaya Pnt. Steven Supit mengajak jemaat agar, selalu ingat bahwa ketika kita bersyukur atas segala karunia Tuhan kita, kita juga harus mempersiapkan hati kita untuk melayani sesama kita dan menjadi teladan bagi orang lain. Kita harus selalu mengucap syukur dalam segala situasi dan bergumul mencapai rasa syukur kita, karena kita tahu bahwa Tuhan selalu dekat dengan kita dan mengarahkan kita dalam setiap langkah yang kita ambil.
Rayakan ucapan syukur itu sebagai wujud iman dan dapat terimplementasi dalam sikap kasih. Rayakan dengan kesederhanaan, hindari suguhan suguhan yang dapat memabukkan. Sehingga makna ucapan syukur itu benar-benar dapat memberi dampak yang positif.
Oleh karena itu, marilah kita tetap berpegang teguh pada kasih dan iman kepada Tuhan kita, dan bersama-sama mengucap syukur dalam hati yang bersih dan lurus. Semoga kita selalu siap menerima segala yang Tuhan berikan kepada kita dan melayani dengan tulus hati, ajak Penatua Steven Supit.
( Farly Bujung )