BITUNG,Suarasulutnews.co.id– Musim kemarau berkepanjangan yang terjadi sejak beberap bulan belakangan ini, tidak saja berakibat turunnya debet air pada sejumlah sumberair bersih di Bitung secara drastic, tetapi jugamengancam rusaknya ribuan hektar hutan akibat kekeringan dan kebakaran serta penebangan liar.
Pentolan Pecinta Alam dan Satwa (Palawa) Bitung, Dhivan Awondatu membeberkan, ada sekitar 1500 hektar hutan di Bitungyang saatini mulaikristis dan terancam rusak parah. “Pada tahun 2014 lalu tekah terbakar sekitar 52 hektar hutan, dan tahun ini dari pantauan, kami mencatat ada sekitar 1500 hektar hutan yang yang rawan rusak,”ungkap Awondatu.
Ironisnya, lanjut Awondatu, kondisi ini semakin diperparah karena lemahnya pengawasan dan tidak proaktifnya Pemerintah Provinsi Sulut dan Pemkot Bitung untuk mengawasi dan menjaga kelestarian hutan-hutan tersebut yang antara lain Hutan Lindung Wiau, CA Batu Angus Tangkoko, CA,TWABatu Putih, TWA Tangko Batu Angus, Hutan Lindung Gunung Klabat dan sekitar 800 hektar hutan di Pulau Lembeh.
Pentolan Kelompom Pecinta Alam (KPA) Tulap, Wesli Tamasiro menilai, kondisi hutan Bitung yang mulai kristis ini, diperparah oleh lemahnya pengawasan pemprov Sulut dan Pemkot Bitung. “Pemerintah jangantidur, seharusnya proaktif melakukan pengawasan dan pelestarian pada saat musimkemarau sekarangini,” tandas Tamasiro.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Ketahanan Pangan Kota Bitung, Alex Wattimena mengakui cukupbanyakhutan di Bitung yang membutuhkan perhatian danpengawsanketat, bukan hanya karena rawan kebakaran juga rawan terjadi penebangan liar. “Namun sampai saatini belum ada data areal hutan kritis di Bitung. Dankewenangan penganwasanterbesar ada pada Badan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Provinsi Sulut,” kata Wattimena.
Menurut Wattimena, pihaknya sedang melakukan pantauan dan pendataan hutan-hutan yang rusak dan kritis termasuk tapal batas antara daerah(Bitung dan Minut). “Selain itu kami juga sedang berupaya mempertegas batas batas dan pemukiman untuk mencegah meluasnya area pemukiman kearah hutan,”’ paparnya. Wattimena menjelaskan, dari 350.000 hektar luas Kota Bitung, 42% merupakanluashutan. (estefanus)