TAHUNA,Suarasulutnews.co.id-Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Propinsi Sulut, Senin (07/09) mengggelar seminar sekaligus rapat koordinasi bencana alam di Sangihe. Bertindak selaku nara sumber, Yus Risal dari Deputy Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta Noldu Liow dan John Wungow dari BPB Sulut.
Menariknya, keluhan kekeringan mendominasi kegiatan yang belangsung di Pendopo Rumah Jabatan Bupati tersebut, termasuk persoalan regulasi tentang belum dibentuknya Unsur Pegarah BPB Kabupaten Sangihe. Turut terangkat pula minimnya anggaran dalam mengantisipasi musim kemarau yang di Sangihe saat ini sudah pada titik rawan.
”Selama ini kami tekendala oleh masalah dana ketika menanggulangi dampak musim kemarau yang berkepajangan,”ungkap beberapa kapitalaung (Kepala kampung) peserta seminar.
Permasalahan lainnya yang terungkap, seperti dilontarkan Camat Tatoareng, Vence Kamurahang, tak lain soal minimnya perhatian instansi teknis ketika menanggapi laporan kekeringan dari wilayah kecamatan, sepertiya halnya laporan Kecamatan Tatoareng yang telah 2 bulan tak mendapat respon instansi teknis.
”Ini bukan semata persoalan ada dana atau tak ada dana, yang terpenting instansi teknis harus turun melihat kondisi wilayah yang mulai kekeringan bukan diam tak merespon laporan kami,”tegas Kamurahang, yang juga menambahkan saat ini warga Tatoareng sudah mendatangkan air dari Tahuna dan Tamako untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Ada beberapa solusi yang diperoleh dari hasil seminar, diantaranya membentuk pos penanganan, pengadaan wadah penampung air bersih serta sumur bos. Pihak BNPB sendiri melalui Yus Risal berjanji akan memfasilitasi setiap usulan Pemkab Sangihe yang terkait dengan penanganan bencana, termasuk masalah kekeringan saat saat ini sedang berlangsung.
Seminar dibuka Sekda Edwin Rorning SE,ME, dengan menghadirkan peserta dari kalangan kepala kampung/lurah, camat, LSM serta pimpinan SKPD.(fb)