Kejaksaan Swiss hari ini, Rabu (27/5), menangkap 6 petinggi Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) secara bersamaan di Hotel Baur au Lac, Kota Zurich. Sebelum dicokok, para bos industri sepakbola dunia itu sedang berkumpul untuk menggelar rapat tahunan.
Selain enam orang yang ditahan, total ada 14 tersangka dalam kasus menggemparkan ini. Seluruh tersangka dikenai pasal korupsi serta pencucian uang. Beberapa pejabat kemungkinan akan diekstradisi ke Amerika Serikat, lokasi pelanggaran hukum itu terjadi.
Surat kabar the New York Times melaporkan nama top yang diringkus aparat hukum Swiss di antaranya Wakil Presiden FIFA Jose Maria Marin dan Eugenio Figueredo. Anggota Komite Eksekutif Eduardo Li dan Jeffrey Webb turut ditangkap tanpa perlawanan. Selain para bos besar itu, Costas Takkas, Rafael Esquivel, serta Jose Margulies yang bukan pengurus FIFA ikut diamankan.
Adapun Presiden FIFA Sepp Blatter tidak ikut ditangkap. Namun salah satu penyidik Swiss memastikan sang bos besar industri bernilai miliaran dollar Amerika ini terus diawasi. Jika tak ada penangkapan ini, Blatter berpotensi terpilih kembali sebagai presiden untuk masa jabatan ke-5 dalam kongres dua hari mendatang.
“Korupsi di organisasi sepakbola dunia ini sangat terstruktur,” ungkap salah satu penyidik yang enggan disebut namanya.
Kasus ini bermula setelah Biro Investigasi Federal (FBI) menemukan bukti suap senilai USD 150 juta dari perusahaan olahraga kepada petinggi FIFA di AS dan beberapa negara Amerika Selatan. Rasuah itu diberikan agar FIFA memberi kontrak iklan eksklusif, hak siar, serta hak penyelenggaraan turnamen kepada perusahaan-perusahaan tersebut.
Jaksa Agung AS Loretta E. Lynch jadi salah satu motor penangkapan besar-besaran yang mengguncang industri sepakbola dunia ini. Sejak masih menjadi Jaksa di New York, Lynch sudah mengawasi bau anyir suap yang menggerogoti FIFA.
FIFA dikabarkan segera menggelar jumpa pers atas penangkapan para petingginya itu, seperti dilansir the Guardian. Dugaan korupsi di tubuh FIFA sudah tercium sejak dua dekade terakhir, tapi tidak pernah dibuktikan. Organisasi yang memperoleh pemasukan USD 5,7 miliar sepanjang 2011-2014 ini menolak diaudit secara terbuka.