TAHUNA,Suarasulutnews.co.id-Kampung Karatung 1 Kecamatan Manganitu sedang ancang-ancang menjadi sentra produk tepung sagu di Kabupaten Sangihe.
Bahkan saat ini Karatung 1 tercatat sebagai satu-satunya kampung di Sangihe yang fokus menegembangkan produk turunan makanan pokok warga perbatasan Indonesia-Philipina tersebut. Kapitalaung (Kepala kampung) Karatung 1, Cut Nya Dien Tendenusa ditemui sejumlah wartawan, Rabu
(18/11) mengatakan, kegiatan pengolahan sagu menjadi tepung di Karatung dirintis pada tahun 2008 lewat kelompok tani Lestari, yang selanjutnya terus berkembang, termasuk saat ini telah dirintis pula
produk turunan lainnya, seperti mie dan beras serta makroni dari bahan sagu.
”Bukan main-main kami mempersiapkan Karatung I menjadi sentra sagu, karena sejak memproduksi tepung sagu tahun 2008, saat ini juga sudah mulai diproduk beras, mie serta makroni dari sagu,”kata Cut Nya Dien ditemui di kantor Bupati Sangihe kemarin.
Bagaimana dengan peluang pasar ?. Untuk saat ini kata Cut Nya Dien, pihaknya memasarkanya ke wilayah Manado lewat kerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Sangihe dan BKP Propinsi Sulut selaku instansi yang menyiapkan fasilitas mesin pengolah sagu.
Dari sisi harga jual, kata dia masih sangat terjangkau dan lancar dipasaran, yakni untuk tepung sagu Rp 20 ribi per kilogram serta beras, mie dan makroni sagu Rp 30 ribu perkilogram.
”Sejauh ini untuk produk turunan sagu masih didominasi tepung sagu sebanyak 75 karung per bulan, sedangkan untuk produk turunan lain masih terbatas karena baru dikembangkan,”ungkapnya.
Ditambakan, seiring dengan adanya fasilitas alokasi dana kampung (ADK), pihaknya juga turut memanfaatkan dengan mengalokasikan sebagian ADK pada kegiatan kelompok tani Lestari,
seperti untuk membeli stok persediaan bahan dasar sagu serta membangun rumah produksi.
”Sebagai persiapan menjadi kampung sentra sagu, kami juga memanfaatkan ADK untuk menunjang produk pengolahan dengan membangun rumah produksi,”pungkasnya.(fb)