TAHUNA,Suarasulutnews.co.id-Belum terlihat manfaat dari pembangunan dermaga mini pelabuhan tua (Peltu) Tahuna, akhir tahun 2015 langsung disusul pula dengan pembangunan jeti apung dilokasi yang sama.
Sontak, hal tersebut langsung menyita perhatian berbagai kalangan, diantaranya Ketua Komisi B DPRD Sangihe, Ferdy Sinedu ST. Ia menilai proyek dermaga mini berbadrol Rp 9 miliyar lebih yang dibangun akhir tahun 2014 serta proyek jeti apung Rp 7 miliyar lebih, merupakan proyek tumpang tindih yang tak jelas pemanfaatannya.
”Kami melihat proyek jeti apung dan dermaga mini tumpang tindih, sebab manfaat dermaga mini yang setahun ini tak jelas, tiba-tiba disusul dengan proyek dermaga apung dilokasi yang sama,”tegasnya.
Ia juga berjanji akan terus mengawal perkembangan pembangunan kedua proyek tersebut, termasuk memantau dari sisi pemanfaatannya, bahkan dirinya siap menempuh langkah lain jika kedepan kedua proyek itu ternyata tak berfungsi sama sekali.
”Kami tetap akan memantau manfaat dari kedua proyek, apalagi ketika kedua proyek dimasud tak dimanfaatkan, sebagaimana proyek dermaga mini yang telah setahun tak digunakan,”ujarnya.
Sementara sorotan lainnya dating dari sejumah warga Tahuna. Mereka meragukan ketahanan dermaga apung tersebut ketika diterjang ombak angin barat yang sejak dulu dikenal kerab merusak bibir pantai teluk Tahuna.
”Sebagai orang awam, kami ragu fisik jeti mini akan bertahan ketika ombak angin barat menerjang teluk Tahuna, sebab baru ombak kapal yang lewat saja suara gesekan dari sambungan jeti sudah begitu kuat terdengar, apalagi ketika ombak barat,”ungkap beberapa warga yang kerab memancing dilokasi jeti.
”Kami juga heran, baik proyek dermaga mini berbandrol Rp 9 miliyar lebih maupun proyek jeti apung dengan anggaran Rp 7 miliyar, sama-sama dikerjakan nanti pada bulan desember jelang akhir tahun anggaran, hingga kedua proyek tersebut sama-sama mengalami keterlambatan penyelesaian.”ungkap warga lainnya.(fb).