Bolmong,Suarasulutnews.co.id-Petani meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Bolaang Mongondow, dapat melakukan oprasi pasar guna memantau harga jagung di pasaran. Pasalnya, harga jagung sangat merosot sekira Rp2.500 per kilogram (kg) sedangkan beberapa waktu yang lalu mencapai hingga Rp 6500 per Kilogeram Seperti penuturan salah satu petani jagung Desa cempaka, Muh Rafi Tanggung.
“ Minggu yang lalu harga jagung tembus hingga Rp 6.500 perkilogram, tapi saat ini sudah turun menjadi Rp 2.500 per kilogram nya, ” katanya.
Dirinya mengaku, harga jagung yang merosot saat ini tidak sebanding dengan biaya pemeliharaannya.
“ Biaya operasional sangat tinggi salah satunya pemupukan” akunyaIa menjelaskan, harga jagung di pasaran saat ini berkisar diantara Rp6 ribu sampai Rp 7 ribu perkilogram, tentunya dengan harga seperti itu maka petani bisa merasakan keuntungan serta mampu membiayai hidup sehari hari.
“Saya berharap harga bisa normal agar kami dapat mendapat keuntungan ” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Bolmong, George Tanor mengungkapkan, harga jagung di Bolmong yang tidak stabil dikarenakan pemasaran jagung tidak mengikuti pintu Provinsi Sulut, tapi peredaran jagung di Bolmong mengarah ke provinsi Gorontalo.
“Pedagang jagung di Bolmong lebih suka menjual jagung ke Gorontalo daripada mengarahkan ke Manado sehingga perhitungan mereka salah dan harganya turun,” terang Tanor.
Menurutnya, para petani dan pedagang harus menjual jagung ke Provinsi Sulut bukan keluar daerah apalagi di Gorontalo. “Saya berharap pedagang menjual kedaerah sendiri demi menjaga harga tidak turun,” kata Tanor.
“Disperindag selalu mengarahkan pedagang dan memantau harga dipasaran agar menjaga harga jagung tidak jatuh,” pungkasnya. (Sulhan)