Amurang- Pancasila merupakan hasil dari kesatuan proses yang dimulai dengan rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Soekarno, Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, dan rumusan final Pancasila tanggal 18 Agustus 1945. Adalah jiwa besar para founding fathers, para ulama dan pejuang kemerdekaan dari seluruh pelosok nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan bangsa yang mempersatukan kita.
Maka Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) menggelar 1000 Bendera Merah Putih dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Pancasila,Kamis (1/6).
Upara peringatan hari lahir Pancasila sendiri dilaksanakan dihalaman kantor Bupati Minsel, diikuti oleh ribuan orang dari berbagai lapisan masyarakat.
Mereka datang dengan membawa bendera merah putih dan sebagian mengenakan ikat kepala merah putih. Kegiatan tersebut juga dipelopori oleh Jurnalis Biro Minsel yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan.
Usai menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian disusul membacakan ikrar persatuan dan kesatuan.Acara dilanjutkan dengan melepas ribuan balon keudara oleh Bupati Cristina Eugenia Paruntu, SE didampingi Wakil Bupati Franky Donny Wongkar, SH bersama unsur Forkompimda juga seluruh peserta upacara. Bertujuan untuk membuktikan bahwa Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI adalah Harga Mati bagi segenap elemen yang ada ditanah Minsel dan tak bisa ditawar-tawar.
Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) dalam penyampaiannya saat membacakan pidato Presiden Jokowi, mengatakan, upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila untuk yang pertama kalinya ini, meneguhkan komitmen kita agar kita lebih mendalami, lebih menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar bermasyarakat, sebagai dasar berbangsa dan bernegara.
“Pancasila merupakan hasil dari sebuah rangkaian proses, yaitu rumusan Pancasila tanggal 1 Juni 1945, yang dipidatokan oleh Ir. Soekarno. Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 dan rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah jiwa besar para founding fathers kita, para ulama, para tokoh agama, dan para pejuang kemerdekaan dari seluruh Nusantara sehingga kita bisa membangun kesepakatan yang mempersatukan kita”.(arum)