AMURANG – Bupati Minahasa Selatan (Minsel) DR. Christiany E, Paruntu,SEmenghadiri sekaligus membuka acara Modoinding Potato Festifal (MPF) yang Ke-6 tahun 2019 yang bertempat di Desa Sinisir Kecamatan Modoinding, Sabtu 12 Oktober 2019 dengan visi untuk pengembangan Modoinding Potato Festival (MPF) menjadi ajang Pariwisata nasional hingga internasional.
Hal ini diungkapkanoleh Bupati ” Tetty ” saat membuka agenda MPF ke-6 tahun 2019 yang diikuti oleh ratusan kendaraan bermotor roda empat dan roda dua yang telah dihiasi dengan berbagai tumbuhan hasil panen pertanian yang ada oleh para petani setempat dengan dihadiri oleh ribuan pengunjung untuk menyaksikan acara tersebut.
Modoinding Potato Festival 2019 Kita semua berharap, kedepannya MPF dapat terus berkembang sebagai kegiatan Agro-Eko Wisata secara kontinyu. Tidak hanya sebagai iven lokal. Tetapi juga menjadi agenda budaya dan pariwisata nasional oleh Kementrian pariwisata bahkan jadi agenda internasional, harap Bupati saat menyampaikan pidato pembukaan. NKRI : Garuda di dadaku, Indonesia di doaku. NKRI harga mati.
Dalam kesempatan inipula Bupati mengatakan, lima tahun terakhir Modoinding telah sukses memproduksi kentang sebanyak 46.930 ton per tahunnya. Dengan luas tanam mencapai 2.335 hektar dan luas panen kentang mencapai 2.344,6 hektar. “Sementara angka produktivitasnya mencapai 20 ton per hektar yang semuanya itu dihasilkan dari tanah Modoinding,” ujar Bupati.
Ia pun berharap melihat potensi sumberdaya alam yang memadai di tanah Modoinding, kedepan bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah pusat melalui kementrian Potensi pengembangan holtikultura di sini khususnya lahan untuk kentang bisa mencapai 3.500 hektar.namun Sayangnya memang kita terkendala dengan infrastruktur dan sumberdaya yang masih belum memadai. Oleh karena itu semoga Kementrian bisa menjadi perhatian lebih, harap Bupati.
Di sisi lain semarak agenda promosi eko-wisata lokal ini, makin terasa saat parade kendaraan hias dimulai. Beragam miniatur ditampilkan mulai dari Istana negara, Guruda, Gereja dan simbol-simbol budaya dan kearifan lokal lainnya. Yang semuanya itu dihias menggunakan hasil panen holtikultura Modoinding. (Jaan/Adv)