Boltim- Sampah yang berserakan di pinggiran ruas jalan Trans Sulawesi, kian marak dijumpai di sejumlah titik di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim). Hal ini mengundang kritik tajam dari berbagai pihak.
Salah satu aktivis yang juga Koordinator Wilayah (Korwil) FBI menilai, jika tidak segera dilakukan penanganannya, bukan tidak mungkin pinggiran ruas jalan Trans akan dipenuhi sampah yang menggunung.
“Seharusnya dinas terkait lebih memperhatikan hal itu, karena ini dapat berpengaruh terhadap citra Boltim sendiri,” nilainya.
Menurutnya, dalam hal penanganan, Pemerintah Daerah (Pemda) dianggap gagal menangani persoalan sampah yang berserakan di sejumlah titik tersebut.
“Sudah bertahun tahun ini, pemda beralasan belum adanya TPA. Harusnya itu sebelum menjadi Daerah Otonom sudah ada. namun kenyataannya, penanganan sampah seperti dibiarkan begitu saja.” ungkap Beeg, Rabu (27/07) siang tadi dihadapan sejumlah awak media.
Hal yang sama diungkapkan salah satu Seniman dan Aktivis Pemerhati Lingkungan, Jamal Rahman Iroth bahwa, Pemda selaku pihak eksekutif terkait penanganan sampah tersebut harusnya bisa mencipta trobosan baru dalam hal pemanfaatannya.
“Kalaupun alasan pemda belum adanya TPA menjadi kendala sampah masih berserakan, paling tidak pikirkan dan kerjakan saja bagaimana cara pengelolaannya, termasuk di dalamnya yakni pemilihan, penataan, dan pengklasifikasian jenis sampah, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.”
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH), Priymos saat dikonfirmasi mengatakan, jika penanganan sampah bukan wewenang pihaknya. Meski begitu menurutnya, untuk TPA sendiri, itu tidak ada masalah lagi. Sebab banyak teknik yang bisa digunakan.
“Itu bukan wewenang saya, kewenangan itu ada di Dinas PU. Namun untuk TPA, itu tidak masalah karena ada banyak teknik yang bisa kita pakai untuk penggunaannya. Salah satu diantaranya yaitu sistim gali tutup, gali lubang tutup lobang,” tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU), Sjukri tawil menerangkan terkait sampah tersebut, itu sudah dibicarakan dengan Assisten ll. Namun sampai saat ini, lokasi TPA masih menjadi kendala hingga belum dapat dilaksanakan pembangunannya.
“Terkait sampah, itu sudah dibicarakan dengan Bappeda, BLH, dan asisten ll , namun sampai sekarang, yang menjadi kendala yaitu lahan yang akan menjadi TPA. Kami juga akan berupaya untuk mencari solusi terkait sampah sampah tersebut,” terang Tawil.(Dhyrta)