Jakarta,Suarasulutnews.co.id- Pertumbuhan likuiditas perekonomian M2 (uang beredar dalam arti luas) pada Mei 2015 mengalami perlambatan. Pada Mei 2015 posisi M2 tercatat sebesar Rp 4.287,7 triliun atau tumbuh 13,4% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan April 2015 yang sebesar 14,9% (yoy).
Bank sentral menyatakan bahwa berdasarkan komponennya, perlambatan pertumbuhan M2 tersebut bersumber dari komponen M1 (uang kartal dan giro rupiah) maupun komponen uang kuasi (simpanan berjangka dan tabungan baik dalam rupiah maupun valas serta simpanan giro valuta asing).
“M1 dan uang kuasi pada Mei 2015 masing-masing tumbuh 8,2% (yoy) dan 15,1% (yoy), melambat dari 9,0% (yoy) dan 16,7% (yoy) pada bulan sebelumnya,” ujar BI dalam laman resminya di Jakarta, Jumat (3/7/2015).
Kemudian berdasarkan faktor yang mempengaruhi, melambatnya pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh kontraksi operasi keuangan pemerintah pusat (pempus). “Pada Mei 2015, operasi keuangan pempus mengalami kontraksi yang tercermin dari turunnya pertumbuhan tagihan bersih kepada pempus dari 32,9% (yoy) menjadi 25,5% (yoy),” ucapnya.
Sementara itu, kredit yang disalurkan oleh perbankan tercatat sebesar Rp 3.792,8 triliun atau tumbuh 10,3% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya. Sedangkan suku bunga simpanan dan kredit perbankan mengalami sedikit penurunan.
“Pada Mei 2015, suku bunga deposito berjangka satu, tiga, dan enam bulan masing-masing tercatat sebesar 7,85%; 8,50%; dan 8,90%, turun dibandingkan 7,96%; 8,59%; dan 8,98% pada April 2015,” catat BI.
Adapun, rata-rata suku bunga kredit juga mengalami sedikit penurunan dari 12,98% menjadi 12,96% pada Mei 2015.
Penulis: Fajar Sulaiman/Editor: Cahyo Prayogo/Foto: Sufri Yuliardi
Sumber:wartaekonomi.co.id