Tomohon-Gereja masehi injili Minahasa (GMIM) hari ini 15 Juni 2019 lewat badan Pekerja Sinode GMIM mengukuhkan komitmen untuk melestarikan Ciptaan Tuhan lewat penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Yayasan Selamatkan Yaki Indonesia (YSYI).
Bertempat di kantor Sinode GMIM, didampingi oleh Duta Yaki Indonesia Dra. Khouni Lomban Rawung MSi sebagai pemrakarsa kerjasama berlangsung sederhana namun penuh semangat melestarikan alam, Sekertaris BPMS Pdt. Evert Andri Alfonsius Tangel, S.Th, M.Pd.K, Ketua Sinode GMIM DR. Hein Arina dan Ketua Yayasan Selamatkan Yaki Indonesia Yunita Siwi,SP ini menandatangani kerjasama lewat MoU.
Yayasan Selamatkan Yaki Indonesia menyadari akan pentingnya peran gereja dalam mengubah pola pikir masyarakat terkait dengan konsumsi dan perdagangan satwa liar yang ada di Sulawesi utara. Penurunan Populasi satwa liar semakin hari semakin memprihatinkan.
Tantangan konservasi di SULUT sangatlah beragam untuk itu perlu adanya kerjasama dari semua pihak untuk menyelamatkan keanekaragaman hayati dari ancaman kepunahan. GMIM adalah salah satu pemegang kunci keberhasilan konservasi di SULUT.
Dengan keterlibatan Gereja maka diharapkan akan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap satwa liar Sulawesi yang Endemik, dilindungi dan hamper punah ini.
Tujuan dari kerjasama ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melestarikan keanekaragaman hayati yang merupakan ciptaan Tuhan yang ada di Sulawesi Utara lewat Kotbah dan kegiatan Konservasi.
Gereja telah mendapatkan mandat untuk mengelola, mengusahan dan memelihara bumi sejak Adam dan Hawa di tempatkan di taman Eden.
Dra Khouni Lomban Rawung. MSi sebagai Duta Yaki Indonesia, mendorong baik dari Pihak GMIM maupun YSYI dalam menjalin kerjasama ini, bersama sama tidak lelah dalam menjaga lingkungan, dari sampah plastik dan konsumsi satwa liar yang dilindungi.
Duta Yaki Indonesia Ini sudah mendedikasikan dirinya untuk turut berjuang di mana saja dan kapan saja untuk Lingkungan yang bersih dan lestari.
Ketua Sinode GMIM Hein Arina menyambut baik kerjasama ini dan berharap kerjasama ini mendukung program bersama pengurangan sampah pelastik dan akan mengeluarkan himbauan untuk tidak mengkonsumsi satwa liar dilindungi dalam perayaan hari hari besar gereja.
Disaat yang sama diserahkan Tumbler dari YSYI dan Kantong belanja jaring asli buatan Kota Bitung dari Duta yaki Indonesia Dra. Khouni Lomban Rawung, MSi untuk BPMS sebagai komitmen untuk mengurangi penggunaan plastic. Yunita Siwi/YSYI(arum)