Amurang-Pada umumnya nelayan tradisional,untuk mencari nafkah menggunakan perahu Katintin dan Pajeko.Para nelayan ini berangkat di malam hari tetapi ada juga nelayan menggunakan perahu layar,mereka akan didorong angin dari darat menuju lautan.Tetapi ada pula nelayan moderen menggunakan perahu motor,sehingga tidak menggunakan angin darat untuk melaut,tetap berangkat diwaktu malam hari karena suhu udara dimalam hari lebih nyaman untuk bekerja diudara yang terbuka.
Kepada media salah satu nelayan di Kelurahan Ranoiapo Kecamatan Amurang Corpelius Weydekamp mengatakan bahwa,kehidupan sebagai seorang nelayan tidak gampang,pada saat untuk melaut ada yang hasil tetapi sering nihil.
“Inilah kehidupan seorang nelayan,ada sering mendapatkan hasil yang bagus,tetapi sering tidak mendapatkan ikan,”ujar Weydekamp kepada media ini,Senin(20/6).
Jika akan melakukan penangkapan ikan,menurut weydekamp ada baiknya pergunakan kesempatan di malam hari pada saat tidak ada bulan dengan kata lain pada saat tidak ada sinar.
“Paling tepat kita gunakan untuk mencari ikan di malam hari,jikapun itu tidak ada sinar dari bulan atau matahari,pastinya tidak akan mendapatkan hasil,”katanya.
Weydekampun saat pulang dari melaut tampak dirinya sangat senang dengan hasil tangkapannya,karena ada begitu banyak ikan yang dari hasil melaut.
“Saya bersyukur kepada Tuhan karena saya bisa mendapatkan hasil yang cukup lumayan di hari ini,”ujar Weydekamp.
Stenly Alelo warga Kelurahan Ranoipao juga sangat bangga jika semua nelayan yang ada,begitu berlomba untuk mencari nafkah dengan melaut,karena pada saat tidak ada ombak para nelayanpun menggunakan kesempatan.
“Ya,begitulah kami sebagai nelayan,jika pada saat tidak ada ombak maka kami gunakan kesempatan ini.Jika pada saat musi gelombang naik maka kamipun tidak melaut karena takut,dan hasil ikan dilaut tidak akan didapat,”kata Alelo.(jaan)