Bali-Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) yang membidangi isu-isu Sosial, Ekologi dan Budaya Strategis Yanuar Nugroho menyampaikan poin-poin penting dalam dunia digital yang harus dicermati sebagai potensi maupun sebagai hal yang perlu diwaspadai.
“Era internet telah mengubah hubungan dalam kehidupan masyarakat karena menyajikan bentuk-bentuk baru dalam praktik budaya manusia. Di sinilah literasi internet menjadi penting,” kata Yanuar pada rangkaian simposium hari ketiga World Culture Forum (WCF) 2016 , di Bali Nusa Dua Convention Center, Rabu (12/10).
Yanuar juga memberikan apresiasi tinggi kepada Belva Devara, pendiri ruangguru.com, start-up pendidikan teknologi terbesar di Indonesia. “Belva merupakan contoh generasi muda yang mampu mengisi ruang kebudayaan di dunia digital baru,” puji Yanuar.
Ia percaya anak-anak muda Indonesia memiliki potensi besar untuk mengambil peran di dunia digital.
Narasumber lain dalam simposium ini adalah Jill Cousin, Direktur Eksekutif Europeana dan Ahn Kwang Han, CEO MBC Plus Media dari Korea Selatan. Ahn Kwang Han menekankan pentingnya membuat konten berkualitas untuk digital media dan juga produk berkualitas untuk televisi.
Sementara pembicara lain dari Indonesia, Dien Syamsuddin menyampaikan paparan tentang ‘Cultural Diversity and Collective Responsibility’. Salah satu poin penting yang disampaikan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini yakni tentang Islam dan pluralisme.
World Culture Forum digelar di Bali Nusa Dua Convention Center, 10-14 Oktober 2016 merupakan forum yang membahas isu-isu terkait budaya yang dirancang sebagai platform untuk bertukar pikiran, ide dan pengalaman dengan strategi dan cara baru untuk menempatkan budaya menjadi bagian tak terpisahkan dari pembangunan berkelanjutan. Ini merupakan kali kedua Indonesia untuk kedua kalinya menjadi tuan rumah WCF, setelah yang pertama pada 2013 lalu.
WCF merupakan perhelatan internasional yang menghimpun para menteri, delegasi dari 65 negara. Tahun ini, para delegasi akan duduk bersama untuk menyusun platform rencana kerja peningkatan fungsi kebudayaan pada pembangunan ke dalam enam simposium.
Keenam Simposium itu adalah: a. Membangkitkan Kembali Kebudayaan untuk Keberlanjutan Pedesaan; b. Air untuk Kehidupan: Merekonsiliasi Pertumbuhan Sosio Ekonomi dan Etika Lingkungan; c. Menjalin Sejarah, Ruang Kota dan Gerakan Budaya; d. Kebudayaan Dalam Dunia Digital Baru; e. Merekonsiliasi Negara, Masyarakat dan Kebudayaan yang Terpecah; f. Keragaman Budaya untuk Pembangunan yang Bertanggungjawab.
Sumber:setkab.go.id