Tahuna,Suarasulutnews.co.id-Kabupaten Kepulauan Sangihe saat ini mengalami kekurangan guru sekitar 700 orang. Dan salah satu cara untuk menanggulangi kekurangan guru tersebut, Pemkab Sangihe telah menerapkan Program Sangihe Mengajar yang terpusat di pulau dan daerah terpencil.
Hal ini dibenarkan Ketua Komisi A DPRD Sangihe, Helmud Hontong dikonfirmasi wartawan, Selasa (19/04). Demi lebih mengefektifkan dan memaksimalkan Program Sangihe Mengajar, Hontong selaku ketua komisi yang membidangi masalah pendidikan tersebut, juga meminta Pemkab Sangihe melakukan penambahan personil Sangihe Mengajar.
”Kami minta pemkab menambah personil Sangihe Mengajar, ini penting untuk lebih memaksimalkan penanggulangan kekurangan guru di Sangihe,”tegas Hontong.
Terkait dengan kekurangan guru, pihak legislatif dan ekskutif beberapa waktu lalu juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Pendayaagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB), dimana dari hasil koordinasi, secara berkesinambungan Kabupaten Sangihe mendapatkan bantuan berupa perkrutan tenaga guru garis depan, termasuk tenaga dokter dan bidan pegawan tidak tetap (PTT).
”Dari hasil konsultasi dengan Menpan beberapa waktu lalu, akan ada rekrutmen guru-guru garis depan, termasuk dokter dan bidan PTT. Jadi kemungkinan ada 10 sekolah di Sangihe yang akan menerima guru garis depan, yakni para guru yang telah terdaftar dan pernah mengikuti guru-guru garis depan,”ujarnya.(fb)