TAHUNA,Suarasulutnews.co.id-Seusai berlangsung upacara bendera memperingati HUT RI ke 70 di Kabupaten Sangihe, Senin (17/08) kemarin, suasana lapagan Gelora Santiago Tahuna tiba-tiba berubah histeris, menyusul tewasnya puluhan wanita penjual sayur-sayuran.
Selain para wanita, sejumlah pejuang yang hendak menolong para wanita itu, juga turut menjadi korban tembakkan secara membabi buta kawanan tentara belanda yang geram karena frustasi menghadapi perang gaya gerilya yang dipimpin Jendral Sudirman.
Demikian sebagian dari episode drama kolosal Kodim 1301 SaTal yang digelar usai pelaksanaan upacara bendera HUT RI kemarin. Pemeran drama yang langsung diprakarsai Dandim SaTal, Letkol Kav. Sumantri Harsono, juga melibatkan kalangan generasi muda anak-anak SMA Negeri II Tahuna serta mahasiswa Politeknik Nusa Utara.
”Drama kolosal ini selain untuk meramaikan HUT Proklamasi RI, juga sebagai motivasi sekaligus membakar semangat kalangan generasi muda akan arti perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan,”ungkap Dandim.
Upacara bendera tersebut juga diramaikan dengan lomba drum band yang diikuti sejumlah SMP dan SMA di kota Tahuna, dimana untuk juara I tingkat SLTA diraih SMA Negeri I Tahuna serta untuk juara I tingkat SLTP diraih SMP Katolik Tahuna.
Sementara itu bertindak selaku Inspektur Upacara, Bupati Drs. H.R. Makagansa MSi, sedangkan ketua DPRD Benhur Takasihaeng berperan membacakan teks proklamasi. Upacara juga dihadiri anggota dewan, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), pimpinan SKPD, BUMN/BUMD, TNI/POLRI serta KORPRI dan kalangan pelajar.(fb)