Tahuna-Kehadiran nelayan asing di Kabupaten Sangihe terus saja menuai keluhan masyarakat setempat, terlebih kalangan nelayan. Kali ini yang dikeluhkan mengarah pada puluhan rumah ponton (Rumpon) maupun ponton asing yang saat ini mendominasi di jarak 16 mil perairan Sangihe, yang notabene menjadi penghalang masuknya ikan pada area pemancingan nelayan lokal.
Beberapa nelayan spesial ikan Tuna mengakui hasil tangkapan Tuna mereka jauh menurun dibanding sebelum-sebelumnya ketika perairan Sangihe belum didominasi nelayan asing sekaligus puluhan bahkan ratusan ponton yang dipasang pada jarak 16 mil tersebut.
‘’Dengan banyaknya ponton asing dijarak 16 mil lebih, so sulit ikan tembus hingga ke area pemancingan nelayan lokal. Kami minta masalah ponton asing ini disikapi instansi teknis, kalau tidak sampai kapan pun rumpon-rumpon itu akan memagari ikan mendekati spot nelayan lokal,”ungkap beberapa nelayan asal kota Tahuna.
Kadis Kelautan dan Perikanan (DKP) Sangihe, Ir, Feliks Geghaube juga tak menepis soal adanya penempatan rumpon pada jarak 16 mil tersebut. Ia bahkan menegaskan penempatan rumpon-rumpon itu rentan berbenturan dengan aturan, karena selain dapat menghalangi masuknya ikan ke wilayah yang lebih dalam, juga dapat mengganggu jalur tranportasi laut yang belakangan ini sudah sagat ramai.
‘’Memang saat ini penempatan rumpon di 16 mil sangat mengganggu bahkan telah memagari ikan masuk ke area lebih dekat, dan hal ini sudah kami laporkan ke propinsi maupun pusat,”ujar Geghaube.
Karena belum bisa dipastikan apakah pada jarak 16 mil itu hanya didominasi rumpon asing atau ada pula rumpon nelayan lokal, pihak DKP akan melakukan evaluasi akan dampak dari penempatan rumpon-rumpon tersebut.
‘’Ini akan menjadi bahan evaluasi kami, dan kami juga berharap nelayan berkoordinasi dulu dengan DKP sebelum menempatkan rumpon,”pungkasnya.(fb)