Tahuna-Kendala kekosongan stok obat-obatan disejumlah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kabupaten Kepulauan Sangihe masih saja terjadi, menyusul sering mencuatknya keluhan masyarakat. Sontak, hal itu langsung ditangapi serius Sekda Edwin Roring SE,ME saat dikonfirmasi wartawan baru-baru ini.
Meski membenarkannya dan mengakui hal itu akan menjadi pekerjaan rumah pemerintah setempat, Roring juga menegaskan adanya kekosongan obat di puskesmas tak lepas dari lemahnya sistim distribusi yang berlaku central langsung dari pusat, dimana distribusinya ke daerah-daerah yang cukup memakan waktu tak jarang terlambat sampai ke Sangihe.
”Ini juga berlaku diseluruh Indonesia, karena distributornya kan langsung dari Jakarta, sehingga kendala keterlambatan pengiriman bisa terjadi,”ungkap Roring.
Diakuinya, langkah antisipatif akan terjadinya kekurangan obat telah dilakukan pemkab setempat dengan cara melakukan pengafrakkan lebih awal sebelum stok obat habis, tapi kenyataan dilapangan masih saja terjadi keterlambatan.
”Jadi sebelum habis stok obat untuk masa tiga bulan, pada bulan kedua sudah diamfrak untuk kebutuhan bulan ketika, tapi masih saja terjadi keterlambatan,”ujarnya.
Sementara untuk antisipasi kedepan agar tidak lagi terjadi keterlambatan, Roring menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, terutama menyangkut pihak distributor maupun proses penyaluran, lebih khusus pada daerah-daerah kepulauan dan perbatasan.
”Dengan adanya koordinasi dengan kementerian sangat diharapkan kejadian keterlambatan obat tidak lagi terjadi, apalagi kita yang berada di perbatasan,”tukas Roring.(eleh)