Direktur PDAM Sangihe, Novilius Tampi
Tahuna-Karena belum terfasilitasi instalasi air bersih dari pemerintah setempat, warga kampung Lelepu rela memanfaatkan air baku untuk kebutuhan dapur maupun cuci mencuci. Bahkan keinginan sekitar 20 KK warga anak kampung Kelurahan Mahena Kecamatan Tahuna itu langsung ditindak lanjuti dengan menyurat ke pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk dapat memfasilitasinya.
Sayangnya keingingan warga Lelepu tak dapat dipenuhi pihak PDAM, dengan alasan teknis, dimana PDAM tak mau mengambil resiko memfasilitasi warga dengan air yang tak terjamin hiegenisnya maupun kebersihan serta steril.
Hal ini dibenarkan Pejabat sementara (Pjs) Direktur PDAM Sangihe, Novilius dikonfirmasi wartawan.”Benar ada keingingan warga Lelepu yang meminta PDAM memfasilitasi kebutuhan air meski air baku, tapi tak mungkin hal ini dilakukan mengingat air baku tak layak untuk dikomsumsi,”ungkapnya.
Tampi mengakui secara teknis PDAM tak bisa mengambil air baku kemudian langsung mendistribusikannnya lewat pipa, sebab untuk mendistribusikan air kemasyarakat atau pelanggan, PDAM wajib menjamin kebersihan dan kelayakkan air yang akan digunakan masyarakat. Jika dipaksakan aliran air untuk warga Lelepu dilakukan langsung melalui instalasi pengelolaa air PDAM, Tampi mengakui beresiko pada pembiayaan yang cukup tinggi, karena PDAM harus menggunakan pompa khusus yang biayanya cukup mahal jika instalasi air bersih bisa sampai ke lokasi pemukiman 20 KK warga Lelepu tersebut.
Namun menurut pria yang juga menjabat Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sangihe itu, masih ada peluang untuk dapat mengatasi keluhan warga Lelepu, yakni mengharapkan suport Pemkab Sangihe membangun sistm pengelolaan pasir lambat atau bak penyaringan sebelum.
”Jadi tinggal menunggu proyek pemerintah untuk membangun bak penampung dan penyaringan, dan kami sangat berharap ada support dari pemerintah setempat untuk mengatasi masalah kebutuhan air warga Lelepu,”ujar Tampi.(eleh)
