Asisten Ekonomi Pemkab Sangihe Benny Pilat.
Sangihe, Suarasulutnews.co.id,- Upaya Pemkab Sangihe untuk menggolkan pinjaman daerah sebesar Rp 170 miliyar nampaknya tidak berjalan mulus dan masih tersendat pencairannya, dan Ini tak hanya berpengaruh pada beberapa rencana program pembangunan yang telah disiapkan, tapi turut berimbas pada penyerapan dana yang terprogram pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Asisten Ekonomi Pembangunan Kantor Bupati Sangihe, Benny Pilat SE tak menepiskan hal itu saat dikonfirmasi wartawan akhir pekan lalu. Menurutnya, berpengaruhnya pinjaman daerah yang masih berproses di Bank SulutGo tersebut karena pinjaman dimaksud telah tertata di APBD 2018 yang notabene turut berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan dilapangan.
Bahkan diakuinya, dari serapan anggaran yang terprogram pada dana pinjaman daerah Rp 170 miliyar masih pada angka nol disebabkan kegiatan belum dapat dicairkan termasuk anggarannya.
”Memang sangat mempengaruhi ketika pinjaman daerah Rp 170 miliyar belum cair, dan khusus untuk serapan anggaran triwulan tiga dan triwulan empat masih nol, karena sudah ditata dalam APBD tapi realisasinya belum ada,”kata Pilat.
Disentil soal kepastian dana pinjaman dapat dicairkan, Pilat belum dapat menyimpullan karena masih terganjal dengan beberapa persyaratannya, namun Pemkab Sangihe masih dapat mengambil langkah antisipasi jika memang pinjaman daerah itu tak bisa cair, yakni melakukamn penataan anggaran kembali melaui APBD Perubahan 2018.
”Kita tetap berharap pinjaman daerah bisa berjalan mulus, tapi jika memang Itu sudah ada kepastian tidak bisa dicairkan, kita akan rubah di APBD Perubahan,” ungkapnya yang juga menambahkan, pinjaman daerah yang telah disetujui Kementerian Keuangan RI jika dapat dicairkan, dipastikan akan sangat berkontribusi pada sejumlah program pembangunan yang telah ditata di APBD.(Elle)