ketua LSM Kadademahe, Marselm Pulumbara
Tahuna-Pinjam meminjam perusahaan oleh oknum Kontraktor Tanpa Perusahaan (KTP) untuk bisa mengikuti lelang pengadaan barang dan jasa masih terus terjadi di Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Hal ini pun masih menjadi bahan perbincanan di kalangan kontraktor, karena tujuan oknum KTP itu selain hanya meraih keuntungan dan kepentingan pribadi maupun kelompok, hasil kerjanya juga berdampak terhadap proyek pembangunan karena bukan dikerjakan oleh pemilik perusahaan yang notabene memiliki pengetahuan tentang mekanisme proyek.
“Sudah bukan menjadi rahasia lagi pinjam meminjam perusahaan untuk mendapatkan proyek di Sangihe. Yang anehnya, mereka yang tidak memiliki keahlian sebagai kontraktor harus diberikan proyek tersebut, padahal dampaknya sangat besar terhadap pembangunan yang dikerjakan,”ujar salah satu pemilik perusahaan yang meminta namanya di rahasiakan.
Dikatakan pula, harus diakui banyak pihak perusahaan dan kontraktor Sangihe terpaksa gigit jari, lantaran bisa dikata hampir semua proyek sudah bertuan atau dikapling.
“Faktanya seperti itu, meskipun tidak punya basic maupun perusahaan, kalai sudah meminjam kepada orang lain pasti dapat karena terkesan sudah dijamin untuk mendapatkan proyek,”ujar kontraktor lainnya.
Sementara menyikapi hal tersebut, ketua LSM Kadademahe, Marselm Pulumbara meminta instansi terkait dalam hal ini Bagian Pelayanan Pengadaan (BLP) tidak lagi menerima oknum yang ingin mengikuti paket lelang dengan hanya bermodalkan pinjam perusahaan kepada orang lain.
“Kami sangat berharap Pemkab Sangihe dalam hal ini Bagian Layanan Pengadaan (BLP) tidak mengikutsertakan para konraktor yang hanya meminjam perusahaan. Ini harus di antisipasi agar tidak berdampak terhadap kegiatan pembangunan nanti,” tegas Pulumbara yang juga berharap instansi teknis yang mengelola proyek, termasuk instansi pemeriksa turut proaktif memerangi praktek kontraktor tanpa perusahaan tersebut (eleh)
