TAHUNA,Suarasulutnews.co.id-Kinerja Perusahanaan Daerah (PD) Sangihe Bersatu ramai-ramai disorot sejumlah angota DPRD pada rapat pembahasan Anggaran Belanja Pendapatan Daerah Perubahan (APBD-P), jumat pecan lalu.
Yang paling keras menyorot datang dari kader PKPI, Dolfuto Taramen dan Dalmas Salatia. Keduanya mempermasalahkan ketidak mampuan PD Bersatu mengelola penagihan retribusi pasar, terlebih retribusi di pasar Towo’e Tahuna yang notabene selama ini menjadi penyumbang terbesar pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pasar.
”Masak retribusi pasar hanya sekitar Rp 400-san juta per tahun setelah dikelola PD Bersatu, padahal waktu ditangani Dinas Perindusitrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Menegah Kecil Mikro (Perindagkop-UMKM) bisa mencapai Rp 1 miliyar lebih,”tegas keduanya.
Masalah pengelolaan kapal milik pemkab, KM Tampungang Lawo, juga tak luput dari sorotan, terutama oleh Salatia. Ia juga menilai PD Sangihe Bersatu tak mampu menjalankan bisnis perkapalan, meski pihak perusahaan telah mendapat suntikan dana permodalan dari Pemkab Sangihe sebanyak Rp 1 miliyar lebih, dan bukti dari ketidakmamuan itu, saat ini KM Tampungang Lawo sudak tak beroperasi lagi, termasuk sekitar 4 bulan gaji para ABK belum juga terbayar.
Karena terlalu banyak sorotan, beberapa fraksi akhirnya merekomendasikan pada pendapat akhir fraksi, agar pengelolaan retribusi pasar dikembalikan dari PD Sangihe Bersatu ke Perindagkop selaku instansi teknis yang selama ini menangani pasar.
Sementara Kadis Perindagkop-UMKM, Olden Lahamendu dikonfirmasi disela-sela rapat, tak menepis terjadinya defisit penarikkan retribusi pasar tersebut. Ia mengaku tak bisa berkomentar lebih karena pengelolaan pasar sudah bukan wewenangnya, namun selaku pimpinan instansi yang mengawasi kegiatan pasar, ia mengku telah berkali-kali melayangkan surat teguran ke PD Bersatu terkait merosotnya sumber PAD dari sector retribusi pasar tersebut.
”Selaku instansi teknis kami telah berkali-keli menegur secara resmi, karena benar pada saat dikelola Perindagkop-UMKM, retribusi pasar bisa mencapai hingga Rp 1,2 miliyar,”kata Lahamendu.(Verry)