TAHUNA,Suarasulutnews.co.id-Secara perlahan Pemkab Sangihe akhirnya mulai menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan warganya yang berada di negara tetangga Philipina. Dan salah satu langkah yang bakal ditempuh, tak lain dengan memulangkan mereka ke tanah air.
Sekda Kabupaten Sangihe, Edwin Roring SE,ME membenarkannya saat dikonfirmasi sejumlah
wartawan, Kamis (27/08) kemarin. Dijelaskan, proses pemulangan tentunya harus melalui berbagai cara, sebagaimana yang diupayakan Tim Khusus Pemkab Sangihe melalui proram transmigrasi daerah perbatasan yang sifatnya khusus hanya untuk warga Sangihe di Philipina saja.
‘’Memang sudah ada upaya untuk memulangkan warga Sangihe dari Philipina, yakni melalui transmigrasi daerah perbatasan,”ungkap Roring.
Disentil daerah mana saja yang nantinya akan menampung ribuan warga Philipina keturunan Sangihe (Phisang) itu, kata Roring untuk sementara masih terkonsentrasi pada dua tempat, yakni wilayah Kabupaten Sangihe sendiri serta wilayah Maluku Utara.
‘’Saat ini warga Sangihe yang resmi terdaftar di Konjen Philipina sekitar 5000 orang, dan sekitar 3000-an orang telah menyatakan siap pulang ke Indonesia,”ungkapnya.
Karena persoalan pemulangan warga dari Negara yang satu ke negara lainnya tidak semudah membalik telapak tangan serta tak bisa hanya diurus pemerintah kabupaten, pemkab setempat akan meminta bantuan pusat, termasuk instansi teknis terkait, sebab dalam kaitan dengan transmigrasi sudah tentu ada hal-hal teknis yang harus dipersiapkan, seperti lahan tinggal maupun lahan untuk pertanian dan lahan perikanan.
‘’Terkait realisasi rencana transmigrasi perbatasan, Pemkab juga akan meminta difasilitasi pusat, sebab untuk menampung ribuan orang tentunya harus butuh lokasi maupun fasilitas
lainnya,”ujar Roring.(fb)