Sangihe-Terkait kegiatan pembangunan Rumah Sakit Rujukan di kompleks Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Liunkendage Tahuna, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sangihe menggelar sosialisasi sekaligus pembahasan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).
Kegiatan diawali pembukaan oleh Kepala DLH Drs. C.H. Hangau yang selanjutnya penyampaian arahan oleh Asisten II Pemkab Sangihe, Benny Pilat SE, yang diantaranya menyentil soal anggaran rumah sakit yang langsung dibiayai dari Kementerian Kesehatan.
Dijelaskan pula mengenai lokasi rumah sakit rujukkan yang semula direncanakan di Kecamatan Manganitu, dibatalkan dan dibangun di kompleks RSUD Liunkendage, dengan alasan ketersediaan lahan yang tidak memadai serta nomenklatur kegiatan yang semula dikira pembangunan baru, ternyata hanya berupa pengembangan dari RSUD Liunkendage tipe C ke rumah sakit rujukan tipe B.
”Jadi dari rencana membangun rumah sakit yang baru, ternyata berubah menjadi pengembangan rumah sakit time C ke tipe B, sehingga untuk lokasinya tetap dilaksanakan di kompleks RSUD Liunkendage Tahuna,”kata Pilat.
Sementara berbagai usulan mencuat baik disementara nara sumber dan pihak konsultan memaparkan kegiatan proyek maupun usulan langsung dari peserta. Beberapa usulan dimaksud, diminta pihak pihak kontraktor menekan tingkat kebisingan saat berlangsung pekerjaan proyek maupun lalu lalang kendaraan pengangkut material,
kebersihan lingkungan kerja dan jalan, mengunaan tenaga kerja harus melibatkan warga disekitar lokasi pembangunan, pembangunan dan pemantauan IPAL. Disamping berbagai usulan, juga mencuat kritikkan dari peserta, baik dari Lurah Bungalawang, tempat lokasi rumah sakit rujukan dibangun dan pihak Badan Penelitian Pembangunan (Bapelitbang) Sangihe selaku instansi teknis fisik proyek, yakni terkait pembahasan UKL/UPL yang pelaksanaanya terlambat dilakukan alias nanti dilaksanakan sosialisasi ketika proyek telah sementara berlangsung sejak bulan Juli lalu.
”Memang sedikit kaget ketika membaca dokumen UKL/UPL yang baru dilaksanakan saat ini, padahal sudah berulang-ulang dijelaskan dalam setiap forum seperti ini maupun forum lain, untuk semua kegiatan fisik, sebaikanya kesesuaian ruang menjadi yang utama dilakanakan,”ujar Pejabat Teknis Bapedalda Sangihe, Engelin Sasiang ST.(elleh)