Tahuna- Derasnya hujan yang mengguyur Kabupaten Kepulauan Sangihe, sabtu akhir pekan lalu mengakibatkan longsor di beberapa titik rawan bencana. Menurut data yang diterima dari Badan Penanggukangan Bencana Daerah (BPBD) Sangihe, longsor kembali menelan 1 korban jiwa dan tercatat sekitar 27 rumah mengalami kerusakan, baik rusak berat dan rusak ringan akibat tertimbun longsor dan tergenang banjir bandang.
“Longsor kali ini kembali menelan korban jiwa bayi bernama Lalita Mare, dan info petugas dari kampung Bahoi Kecamatan Manganitu, juga ada 10 rumah korban banjir bandang, 5 rumah rusak berat dan 5 rumah rusak ringan, termsauk 8 KK harus diungsikan ke gedung gereja setempat,”ungkap Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Sangihe, Ir. Rence Tamboto.
Dikatakan pula, rumah yang jadi korban longsor di wilayah Kecamatan Manganitu juga terdapat di kampung Karatung 1 sebanyak 17 rumah dengan kategori ringan.
Sementara itu Camat Manganitu, Devi Rompis SPi dihubungi terpisah mengatakan , selain mengakibatkan kerusakan rumah dan korban jiwa, akses jalan ke wilayah Manganitu juga terputus akibat timbunan materi longsor yang menyebar di badan jalan jalur Tahuna menuju Manganitu serta berlanjut dari Managanitu ke wilayah Kecamatan Tamako.
”Untuk sementara ke Manganitu menggunakan ruas jalan kampung Lesa, Tauwali, Bakalaeng, dan kiranya secepatnya material longsor dapat di angkat sehingga akses jalan kembali normal,”kata Rompis.
Guna menghindari bajir maupun longsor susulan, Rompis juga menghimbau warga masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan daerah yang rawan bencana untuk sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Ditambahkan, sampai saat ini proses pencarian terhadap bayi yang hilang masih sementara di lakukan baik oleh pihak Koramil, Kodim, Polsek dan Polres Basarnas juga dinas Sosial, BPBD dan masyarakat setempat.
“Masih dilakukan pencarian terhadap korban yang meninggal dunia. Korban meninggal karena terlepas dari tangan sang ayah yang hendak menyelamatkan diri,” pungkasnya.(eleh)