TAHUNA,Suarasulutnews.co.id-Proyek pembangunan dermaga mini yang berlokasi di pantai Pelabuhan Tua Tahuna memang sudah selesai awal tahun ini, namun manfaatnya kini dipertanyakan warga.
Betapa tidak, proyek berbandrol Rp 9 miliyar lebih yang dikerjakan PT. Mega Cipta Persada tersebut terkesan mubazir karena fungsinya tidak berjalan sebagaimana mestinya, yakni sebagai sarana berlabuh maupun penambatan perahu maupun kapal-kapal kecil antar pulau.
”Kasihan skali proyek yang menghabiskan anggaran Rp 9 miliyar lebih namun tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya,”ungkap beberapa warga Tahuna.
Terkait proyek dermaga mini ini sebelumnya juga pengerjaannya sempat dipertanyakan berbagai pihak, baik menyangkut kualitas fisik dermaga maupun sumber material batu border yang digunakan.
Bahkan kalangan LSM seperti Sekretaris Lembaga Pemberdayaan dan Pengawasan Pembangunan Sulut (LP3S) Cabang Sangihe, Victor Layuk, masih mempertanyakan keberadaan dermaga mini, termasuk kembali meminta aparat hukum melakukan penelusuran terhadap kegiatan proyek yang disinyalir telah menggunakan sebagian besar material batu border lokal bukan seharusya batu bolder yang didatangkan dari luar yang notabene memiliki kualitas yang lebih baik serta harga materialnya yang jauh lebih tinggi.
”Jadi selain mubazir, kejanggalan yang terjadi pada proyek dermaga mini terkesan didiamkan, hingga kami minta Kepolisian maupun Kejaksaan, bahkan pihak inspektorat melekaukan penelusuran,”tegas Layuk.(fb)