Kepala Dinas Kesehatan Sangihe, Dr. Handry Pasandaran ME
Tahuna- Musim penghujan yang terus melanda wilayah Kabupaten Sangihe tak hanya berdampak pada kerawanan longsor, tapi turut memicu perkembangan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) di lingkungan sekitarnya.
Terkait hal itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sangihe, Dr Handri Pasandaran ME meminta warga mewaspadainya sekaligus menghimbau terus melakukan gerakan 3M, yakni menutup, menguras, dan mengubur.
Kegiatan 3 M tersebut merupakan tindakan pencegahan penyebaran demam berdarah yang dapat dilakukan secara mandiri sekaligus untuk membiasakan pola hidup sehat dilingkungan masing-masing.
“Alangkah baiknya gerakan 3M ini lebih di gencarkan untuk memberantas penyakit demam berdarah. Karena tidak semua wilayah atau tempat harus dilakukan Fogging, kecuali fogging dilakukan bila wilayah tersebut terjadi peningkatan kasus seperti bertambahnya korban akibat demam berdarah,” kata Pasandaran.
Dijelaskan pula, gerakan 3M adalah cara paling mudah yang dapat dilakukan tanpa mengandalkan tenaga medis, karena setiap anggota keluarga dapat melakukannya,termasuk anak-anak. Ia menuturkan, gerakan 3M turut melibatkan anak usia sekolah dalam pelaksanaannya, hal itu dinilai sebagai salah satu upaya pemberdayaan masyarakat untuk lebih peduli demam berdarah.
3M menjadi gerakan yang gencar disosialisasikan mengingat sejauh ini masyarakat terlalu terpaku pada sistem pengasapan (fogging) untuk memberantas demam berdarah.
Dikatakan, sebagian masyarakat percaya jika fogging dapat menghentikkan pertumbuhan nyamuk Aedes Aegepti,padahal, fogging dilakukan hanya untuk membunuh nyamuk dewasa,sedangkan yang perlu diantisipasi adalah jentik nyamuk.
”Fogging bisa membunuh 1 nyamuk, tapi tidak bisa membunuh 200 telur nyamuk turunannya. Makanya, lebih dianjurkan untuk melakukan 3M untuk mencegah sekaligus memberantas berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegepti,”ujar Pasandaran.(eleh)
