Pemimpin dan Kepemimpinan Yang Baik  Dan Benar, Tokoh Dalam Alkitab.

Oleh : Pdt.Andreas Benaya Rehiary.S.Th.

Shaloom.  Sahabat pembaca yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus.  Kali ini kita akan berbagi pemahaman tentang apa itu, “Pemimpin, dan Kepemimpinan”. Dalam sejarah yang dikisahkan pada cerita kitab suci Alkitab, ada beberapa tokoh pemimpin yang dapat dijadikan suatu sumber inspirasi dalam kehidupan kita.  Tetapi itu bukan hanya sebatas sumber inspirasi belaka, tetapi menjadi tuntunan iman bagi kita umat Kristiani.

“Pemimpin”, itulah tokoh yang di maksudkan. sedangkan kepemimpinan adalah bentuk kerja nyata dari apa yang di kerjakan seorang pemimpin. Untuk masuk lebih dalam lagi, mari kita melihat kedua tokoh pemimpin dalam sejarah cerita Alkitab, dan bagaimana hasil kepemimpinannya.

(1).Pemimpin yang di kehendaki rakyat namun bukan kehendak dari Tuhan, tetapi di ijinkan Tuhan.

Pada poin pertama ini memang agak ironis kedengarannya.  Seakan- akan kehendak rakyatlah yang lebih berkuasa dari pada kehendak Tuhan terhadap kriteria seorang pemimpin.Tetapi sekali kali tidak..! Tuhan tidak pernah salah dalam pengambilan suatu keputusan. Karena segala yang Tuhan kerjakan adalah baik adanya. Mari kita lihat Pemimpin atau raja yang bernama Saul dan Daud dalam Alkitab, dan bagaimana kepemimpinannya terhadap bangsa Israel Umat Pilihan Allah. Sekali lagi, Pemimpin dan kepemimpinan tak dapat terpisahkan, karena keduanya bersinergi dalam implementasi.

Saul adalah raja Israel yang di angkat atas kehendak rakyat, di latarbelakangi dari suatu kecemburuan rakyat saat itu ( bangsa Israel) terhadap bangsa lain, agar bangsa Israel terlihat memiliki seorang raja, dan dapat di pandang kuat oleh bangsa – bangsa lain.

1 Sam 8:4-7 menyimpulkan bahwa,; saat itu bangsa Israel di pimpin langsung oleh Tuhan lewat imam besar Samuel. Namun karena bangsa Israel meminta seorang raja, maka Tuhan berkata kepada Samuel, ” pada ayat 7, : ” Tuhan berfirman kepada Samuel: ” Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku yang menjadi raja atas mereka.  Dan pada ayat 9,  Tuhan juga berpesan kepada Samuel, agar menyampaikan kepada bangsa Israel bahwa ada suatu syarat yang harus  mereka turuti, yakni mengenai hak raja yang mereka kehendaki itu.

(2) Saudara seiman dalam Tuhan kita Yesus Kristus, terkadang kita menganggap bahwa tercapainya sesuatu yang kita kehendaki, adalah pertanda bahwa itu adalah kehendak Tuhan.  Jika kita melihat cerita di atas, bahwa hadirnya seorang raja bangsa Israel saat itu ( Saul), bukanlah atas kehendak Tuhan. Melainkan kehendak  manusia dengan berbagai macam cara upaya demi terwujudnya satu pilihan.

Bangsa Israel saat itu kurang peka terhadap suara Tuhan.  Ketidak pekaan itu di dasari dari motifasi-motifasi yang salah, baik secara pribadi atau kelompok dalam menentukan seorang calon memimpin, tanpa mempertanyakan Tuhan. Dan sudah tentu akan membuahkan hasil yang mengecewakan ke depan hari dalam kepemimpinan pemimpin yang di pilih.

Kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus, tahukah saudara siapa pemimpin yang di maksudkan menurut kehendak bangsa Israel saat itu…? Dialah raja Israel yang bernama Saul.

Adapun Saul adalah putra Kish, ia seorang suku Benyamin yang terkecil dari suku-suku Israel, dan yang paling kecil dari suku – suku itu. ( 1-Sam 9:21) Saul, secara fisik adalah pemuda yang tampan. Pemerintahan Saul sebagai raja Israel selama 40 tahun, sebagian besar waktunya dipakai untuk berperang melawan negara -negara termasuk Filistin, Moab, Edom, dan Amalek.

Raja Saul di tolak Tuhan dan di gantikan oleh Daud.

Sebelum kita masuk lebih dalam, sebab akibat Saul di tolak Tuhan sebagai raja bangsa Israel dan di gantikan Daud,  terlebih dahulu kita melihat bahwa Saul dan Daud memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan.

Kesamaan keduanya :

1. Saul dan Daud jadi raja,  raja pada bangsa yangs ama yakni bangsa Israel.

2. Saul dan Daud di Urapi oleh imam yang sama, yakni imam Samuel.

3.. Saul dan Daud Menerima sumber Urapan yang  sama, yakni dari Tuhan lewat imam Samuel.

4. Keduanya pernah melakukan ketidaktaatan terhadap Tuhan.

(3) Perbedaan Saul dan Daud.

1. Saul menjadi raja bangsa Israel atas kehendak rakyat dan lewat undian, sedangkan Daud di pilih langsung oleh Tuhan, setelah Samuel melakukan seleksi di antara kakak – kakak Daud.

2. Ukuran Fisik Saul dan Daud jauh berbeda. Saul lebih besar dan tinggi.

3. Pengalaman di Medan perang/ militer Saul sudah menjalani selama 40 tahun (18 tahun bersama Samuel, 22 tahun tanpa Samuel) sedangkan daud seumur jagung pengalamannya.

4. Saul gemetar di hadapan Goliad. Sedangkan daud rohnya berkobar -kobar untuk menumbangkan Goliad di tangannya.

5. Daud Mengalahkan musuh dengan jumlah berlaksa-laksa, sedangkan Saul beribu ribu.

6. Daud bukan tipe orang yang pendendam. Itulah sebabnya Daud tetap mengakui kepada raja Saul setelah Daud menumbangkan Goliad, bahwa dirinya adalah anak Isai, sekalipun Isai ayahnya tidak memperhitungkan dia di depan samuel di antara kakak kakak Daud, saat samuel menyeleksi calon raja menggantikan Saul.

7. Daud adalah tipe orang yang cepat bertobat, ketika dia di tegur oleh nabi Natan atas perbuatannya dosanya. Sedangkan Saul saat di tegur Samuel atas pelanggarannya terhadap Tuhan, tidak  menumpas habis orang Amalek dan menyisakan Agak, dan masih berargumen bahwa Ia Saul mau mempersembahkan yang unggul unggul yang tidak terbunuh itu untuk Tuhan.

Itulah beberapa persamaan dan perbedaan yang terdapat dalam diri Saul dan Daud. Masih banyak lagi hal- hal yang bisa di galih dalam sejarah Alkitab, kisah raja Saul dan Daud.

Namun pada intinya, ketika kita menyimak peristiwa- peristiwa kedua tokoh tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa itulah gambaran pemimpin dan kepemimpinan yang di kehendaki Tuhan dan yang tidak di kehendaki Tuhan.

Peristiwa di jaman raja Saul dan raja Daud, jika di bandingkan dengan jaman saat ini, hanyalah waktu yang berbeda.  Namun kaidah – kaidah dalam roda pemimpin dan kepemimpinan saat ini adalah sama, yakni bertujuan untuk mewakili rakyat, dalam membela serta memperjuangkan nilai nilai kehidupan. Sudah tentu kita sebagai warga negara Indonesia, tak lepas dari ideologi bangsa kita, yakni Pancasila.

Saat ini,  segenap rakyat Indonesia, sedang mempersiapkan diri dalam menentukan sikap untuk memilih calon pemimpin, baik tingkat Provinsi dan kabupaten kota ( pilkada ) Sudah tentu kita menginginkan seorang pemimpin yang takut akan Tuhan. Tentukan lah pilihan itu  kepada orang yang tepat, benar – benar terpanggil dalam melayani rakyatnya.  Sebab ketika mereka yang terpilih, mereka itu jugalah adalah hamba Allah untuk kebaikan  di muka bumi ini.

(Farly )

author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.