TAHUNA,Suarasulutnews.co.id-Kasus gantung diri yang dilakukan Ramli Sanggelorang (19) didalam sel tahanan Polsek Kuma Kecamatan Tabukan Tengah, Jumat (30/07) pekan lalu, Berbuntut dicopotnya sang Kapolsek beserta Kanit Reskrim dari jabatannya.
Hal ini dibenarkan Wakapolres Sangihe, Kompol Yusuf Baba saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Senin (03/08) kemarin.
Wakapolres mengakui pencopotan jabatan Kapolsek tersebut merupakan tindakan tegas Polres dalam menyikapi adanya indikasi kelalaian aparat maupun pelanggaran disiplin saat bertugas serta untuk merespon adanya keluhan masyarakat serta keluarga korban soal kurang maksimalnya pelayanan d Polsek Kuma.
Selain mencopot kapolsek beserta kanit reskrim, saat ini seluruh personil Polsek Kuma juga tengah dalam pemeriksaan secara internal oleh Provot Polres Sangihe dan kemungkinan besar seluruh personil polsek juga akan ditarik dari Kuma sambil proses pemeriksaan berjalan hingga pada tahap sidang disiplin.
”Penggantian Kapolsek dan Kanit Reskrim sebagai sikap tegas Polres atas kejadian gantung diri, dan ini juga bagian dari pembenahan hingga direncanakan seluruh anggota Polsek Kuma akan diganti sebagaimana yang diminta masyarakat yang mengeluh pelayanan yang kurang maksimal,”ungkap Wakapolres.
Disentil soal keberadaan korban yang ditahan kurang lebih tiga minggu tanpa disertai surat perintah penahanan, menurut Wakapolres sedang dilakukan pendalaman lewat pemeriksaan terhadap Kanit Reskrim Kuma.
”Yang bertanggung jawab kan Kanit Reskrim, saat ini sedang didalami apa keterangannya tentang surat penahanan tersebut,”ujar Wakapolres.
Terkait kematian korban, pihak keluarga juga telah melaporkan kejadiannya ke Polres Sangihe, termasuk melaporkan pelayanan Polsek Kuma yang kurang memuaskan selama korban dalam tahanan.
”Masalah ini sudah kami laporkan ke Polres dan kami berharap prosesnya berjalan sebagaimana aturan yang berlaku,”ungkap ayah korban, Martin Sanggelorang ditemui di Mapolres Sangihe kemarin.(fb)
