Sangihe – Krisisnya pasokan listrik kian memburuk terjadi di Kabupaten Sangihe, hal ini ditandai dengan adanya pemadaman listrik berulang kali hampir setiap hari dengan durasi waktu yang cukup lama. Masyarakat kepulauan pun mulai mempertanyakan kinerja dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang ada di kabupaten Sangihe itu.
Ketua LSM Lapek H Asiz Janis angkat bicara mempertanyakan kinerja PLN yang kian hari semakin ‘jongkok’.
“Dari bulan Desember Tahun 2019 lalu PLN selalu mengeluarkan pengumuman jadwal pemadaman listrik terkait dengan upaya pemeliharaan jaringan dan mesin pembangkit listrik. Namun sangat disayangkan di bulan Januari 2020 pemadaman terencana maupun tidak terencana kembali terjadi,” ujar Janis.
Lanjut Janis bahwa imbas dari pemadaman listrik ini banyak peralatan elektronik konsumen mengalami kerusakan, hingga berimbas juga ke kerugian pelaku perekonomian.
“Sekarang yang terjadi adalah kerugian masyarakat, mulai dari kerusakan peralatan elektronik rumah tangga hingga kerugian pelaku perekonomian,” ungkapnya.
Kalau masalah ini terus berlarut terjadi, Janis menyatakan bukan tidak mungkin akan ada aksi besar-besaran menuntut PLN atas kerugian yang dirasakan pelanggan.
“PLN harus serius berbenah untuk penuntasan krisis listrik yang terjadi. Jangan jawaban klasik berupa pemeliharaan jaringan hingga mesin pembangkit yang menjadi dasar pemadaman terencana maupun tidak terencana,” tegas dia.
Manager Bagian Jaringan PT PLN UP3 Tahuna Jemmy Lasut ketika dihubungi sejumlah wartawan via Whats App menyikapi hal ini. Memang sebelumnya pihak PLN sudah mengeluarkan pengumuman pemadaman tapi karena salah satu unit mengalami gangguan sehingga pasokan daya mampu kembali berkurang lagi yang sebelumnya 600 KW kini bertambah menjadi 1.100 KW.
“Namun kami tetap berupaya untuk percepatan perbaikan mesin di PLTD agar kondisi sistem kami bisa normal lagi,” pungkas Lasut, sembari meminta maaf kepada masyarakat pelanggan. (Andika)