Boltim,Suarasulutnews.co.id – Dampak Musim kemarau yang sudah berlangsung kurang lebih lima bulan berjalan ini, mulai dirasakan warga yang ada di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.
Pasalnya, Pesediaan air sumur yang pada umumnya menjadi sumber kebutuhan pokok sehari-hari para warga untuk memasak, mencuci hingga mandi. Kini mulai berkurang dan berwarna kecoklatan bahkan ada pula yang sudah mengalami kekeringan total.
Salah satu warga Desa Tombolikat Selatan Kecamatan Tutuyan, Hamlan Lasabuda mengaku bahwa, dilokasi dimana dia tinggal sebelumnya, hanya dengan ketinggian 2 meter ukuran kedalaman sumur, mata air sudah dapat terlihat. Namun kini sejak musim kemarau melanda, mulai mengalami kekeringan.
“Biasanya ukuran normal airnya itu mencapai paha orang dewasa, dengan ukuran kedalaman sumur 2 meter. Namun sekitar bulan lalu sejak musim kemarau melanda, air sumur kami sudah mulai terlihat tanda-tanda akan surut. Terpaksa harus ditambah lagi kedalaman sumurnya untuk mencari sumber mata air baru,” jelasnya belum lama ini.
Hal yang sama diungkapkan oleh Dedi Mokodompit warga setempat, meski telah mengambil pasokan air bersih melalui instalasi pipa sambungan dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) Boltim dengan membayar administrasi, namun aliran airnya tidak berjalan.
“Ya mau tidak mau kami harus menyewa Rp750 ribu demi mendapatkan air bersih. Sebab, selain air sumur sudah mulai kering, terkadang juga sering kabur dan berwarna kecoklatan,” terang Dedi.
Sekedar diketahui, sebelumnya krisis air bersih dan juga kekeringan ini sudah dialami sejumlah desa di Kecamatan Nuangan, Tutuyan, hingga Kotabunan.(Dhyrta)