Tol Laut Trip Dua Angkut 69 Kontener

Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Perindagkop dan UMKM) Olden Lahamendu BST SE MSi

Kepala Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Perindagkop dan UMKM) Olden Lahamendu BST SE MSi

Tahuna-Distribusi barang lewat Program Tol Laut atau Geray Maritim di Kabupaten Kepulauan Sangihe memasukki trip kedua, menyusul Jumat (17/06) kemarin, KM Caraka kembali merapat di dermaga Tahuna.

Muatan kapal tersebut kali ini berjumlah 69 kontener, lebih banyak dari muatan trip pertama yang hanya 40 kontener. Kadis Perindustrian Perdagangan Koperasi Usaha Menengah Kecil Mikro (Perindagkop-UMKM) Sangihe, Olden Lahamendu dikonfirmasi wartawan menjelaskan, dari 69 kontener, 30 kontener berisikan semen dan sisanya beberapa jenis sembako, seperti beras dan terigu.

”Kali ini khusus untuk gula tidak masuk, karena harga gula di Makasar dan Sangihe sama, jadi hanya jenis sembako lain yang masuk selain semen,”ungkapnya.

Meski belakangan ini harga sembako mulai cenderung menurun, pihaknya kata Lahamendu tetap akan melakukan pemantaun dilapangan, termasuk akan bertolak ke Makasar dan Surabaya untuk mengetahui perbedaan harga pokok maupun harga dipasar umum.

”Satu dua hari ini kami akan ke Makasar dan Surabaya untuk mengecek harga disana. Ini penting bagi kami untuk dapat membandingkan prosentase perbedaan harga barang antara Surabaya dan Tahuna,”ungkapnya.

Sementara Asisten Perkenomian dan Pembangunan Pemkab Sangihe, Benny Pilat SE ditemui terpisah mengatakan, pihaknya juga turut memantau langsung fluktuasi harga produk Program Tol Laut.

Ia berharap harga sembako akan terus mengalami penurunan dengan semakin banyaknya pengusaha yang bergabung dalam Geray Maritim. Ia juga meminta instansi teknis maupun instansi terkait lebih intens melakukan pemantauan harga, jangan sampai pengusaha terlalu banyak mengambil untung disementara berbagai kemudahan telah difasilitasi pemerintah, seperti untuk satu kontener yang sebelumnya dihargai Rp 27 juta, kini pengusaha tinggal membayarnya Rp 3,5 juta.

”Dengan adanya kemudahan dari sisi pengangkutan, sudah pasti harga barang akan jauh lebih murah, dan kami minta instansi teknis rutin memantaunya,”ujar Pilat.(feleh)

Rate this article!
Tags:
author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.