Suasana Lebih Memanas,KPUD Sukses Gelar Debat Kandidat Sesi Terakhir

pasangan Drs. Hironimus Rompas Makaganas MSi (HRM) – Dr. Fransiscus Andy Silangen SpB,KBD (FAS) dam pasangan Jabes Ezar Gahgana SE,ME (JEG) – Helmud Hontong SE (HH)

pasangan Drs. Hironimus Rompas Makaganas MSi (HRM) – Dr. Fransiscus Andy Silangen SpB,KBD (FAS) dam pasangan Jabes Ezar Gahgana SE,ME (JEG) – Helmud Hontong SE (HH)

Tahuna-Seperti halnya lancar menggelar debat kandidat sesi pertama dan kedua,KPUD Sangihe juga sukses menggelar debat sesi terakhir Sabtu akhir pekan lalu.

Namun pada debat sesi terakhir antara pasangan Drs. Hironimus Rompas Makaganas MSi (HRM) – Dr. Fransiscus Andy Silangen SpB,KBD (FAS) dam pasangan Jabes Ezar Gahgana SE,ME (JEG) – Helmud Hontong SE (HH), suasana menjadi lebih memanas dari dua sesi sebelumnya, bahkan debat kerap menjadi ‘arena’ saling serang antar paslon.

Akibatnya, ada yang mulai tidak konsen, sehingga keluar jawaban yang tidak sesuai dari topik permasalahan atau tema. Seperti yang terjadi saat pertanyaan terakhir di segmen kedua menjadi awal ketegangan. Salah seorang panelis menanyakan hal-hal apa yang dihindari dan komitmen untuk menjaga kebersamaan sampai akhir periode jika terpilih menjadi bupati dan wakil bupati. Dengan tegas, JEG yang juga mantan wakil bupati Sangihe dua periode itu menyebut GURU ADALAH PENGALAMAN TERBAIK.

Entah apa yang membuat mantan Ketua DPC PDIP Sangihe ini mengaku menderita. “Pengalaman lima tahun terakhir menjadi bagian yang harus saya sampaikan kepada bapak Helmut Hontong. Cukup wakil bupati periode sebelumnya yang merasakan penderitaan. Penderitaan ini tidak akan saya berikan kepada pak Helmut. Intinya pemimpin punya integritas,”katanya.

Sebelumnya, paslon Makagansa-Silangen mendapat kesempatan pertama menjawab pertanyaan.Menurut Makagansa, persoalan pasangan Bupati dan Wabub tergantung komitmen kedua belah pihak. Bagaimana dua pemimpin ini saling membuka diri dan bertukar pikiran agar bisa menjalankan tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan baik dan tidak saling menjebak.

“Ini pertanyaan yang baik dan sekaligus menjadi pembelajaran, sehingga kita tidak lagi terjebak pada persoalan seperti itu. Karena dari waktu ke waktu, sejarah membuktikan, setiap pergantian pimpinan daerah ini.Setidaknya dua tahun terakhir bagaimana teman saya sebagai wakil bupati bersama pak Winsulangi Salindeho. Saat ini masalah tersebut kembali berlanjut. Pertanyaannya, siapa yang salah di sini? Intinya, kita sebagai mitra saling membuka diri dan memberi pemikiran dan tidak saling menjebak serta jebakan,” ungkap Makagansa.

Sementara tandem Makagansa Cawabub Silangen menambahkan, dirinya sangat mengerti tupoksinya.

“Kita merupakan petugas partai. Petugas partai memiliki misi jelas untuk mengentaskan kemiskinan. Kepentingan partai hanya satu, dari rakyat untuk rakyat. Kita dipilih rakyat lewat parta yang ada. Tentunya saya tahu tupoksi pekerjaan saya. Saya hanyalah mendampingi dan memberikan masukan-masukan perbaikan apa kedepan yang dibutuhkan masyarakat. Saya tidak akan mengambil alih posisi sebagai pemimpin. Ingat, awal kepemimpinan biasanya berjalan dengan baik, tapi di masa penghujung ada kepentingan biasanya akan menggunakan kesempatan,” bebernya.(eleh)

Tags:
author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.