Warga Girian Bawah Keluhkan Limbah Pabrik Tahu Cemari Air Sumur

Ilustrasi/sungai

Ilustrasi/sungai

BITUNG,Suarasulutnews.co.id – Warga Kelurahan Girian Bawah Kecamatan Girian mengeluhkan pencemaran lingkungan yang disebabkan limbah hasil produksi dari pabrik tahu tempe.
Pencemaran tidak saja terjadi pada lingkungan sekitar pabrik tahu tempe di Lingkungan II RT 01 Kelurahan Girian Bawah tersebut, tetapi juga turut mencemari sumur-sumur warga yang menjadi sumber air bersih.
Sejumlah warga yang mengaku merupakan warga sekitar lokasi yang tercemar mengungkapkan kekuatiran karena lingkungan serta sumur air bersih mereka yang tercemar.
“Sebab yang kami tahu, limbah dari produksi tahu tempe ini, sangat beracun, dan bukan hanya berbahaya bagi tumbuhan juga manusia. Karena itu kami meminta agar BLH Bitung segera turun melakukan pemeriksaan,” ungkap salah seorang warga yang mengaku sebagai warga sekitar namun enggan namanya disebut.
Kepala Bidang Pengendalian Pengendalian Pencemaran pada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Bitung Ir Jefri Kandowangko dihubungi wartawan, Senin (15/2) tidak menampik, telah terjadinya pence,aran lingkungan termasuk sumur air bersih milik warga.
“Iya, ada pencemaran yang terjadi karena bocornya pipa IPAL dari kelompok usaha tahu tempe di situ, sehingga limbah cairnya merembes sampai ke sumur warga. Kami sudah turun untuk memberikan pengarahan dan pembinaan kepada warga kelompok usaha tahu tempe tersebut untuk bersama-sama memperbaikinya,” jelas Kandowangko.
Diakuinya, instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) dari usaha tahu tempe tersebut telah dibuat sejak tahun 2013 lalu bersama dengan Rumah Produksi yang merupakan bantuan dari dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan BLH Bitung dengan dana pendampingnya.
“Seharusnya kelompok usaha tahu tempe yang beranggotakan 10 orang itu, bersama-sama melakukan perbaikan bersama BLH sekaligus merawatnya sehingga tidak terjadi kebocoran pipa yang menyebabkan merembesnya limbah tersebut. Di sini dibutuhkan kesadaran warga terutama kelompok usaha tahu tempe tersebut, sebab tidak semua harus diberikan bantuan oleh pemerintah, mereka juga harus mandiri,” ujarnya sembari menambahkan bantuan dan dana pendamping untuk pembuatan IPAL dan Rumah Produksi itu sudah menelan anggara sekitar 500 juta. (estefanus)

Tags:
author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.