Bupati “VAP” Bahasa Tonsea Akan Dimasukan Dalam Kurikulum SD.

Bupati Minahasa Utara Vonnie A. Panambunan S.th.

MINUT – Pelajaran bahasa tonsea “Nuwu Tonsea” mendapat perhatian dan dukungan oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara (Minut), dalam hal ini Bupati Vonnie A. Panambunan,S.th, bahasa Tonsea akan dimasukan dalam kurikulum sekolah dasar yang ada di Minut.

Hal ini disampaikan oleh Bupati “VAP” disela-sela menghadiri acara seminar Budaya yang dilaksanakan di Tonsea Union Foundition yaitu kelompok inisiator, praktisi literasi Tonsea dalam melakukan upaya penguatan bahasa Tonsea untuk diterapkan menjadi kurikulum sehingga tidak punah tetapi tetap memaknai, menghidupi dan memperdalam pengetahuan kekayaan yang dimiliki suku bangsa Minahasa sub etnis Tonsea di hotel Sutan raja Watutumou 2, Rabu 7/8-19.

” Budaya harus kita hormati. apalagi dalam kita menyambut Kek pariwisata, Presiden Jokowi telah menandatangani KEK Pariwisata Tanjung Pulisan Minahasa Utara. Saya dukung acara ini untuk meningkatkan dan melestarikan budaya demi kemajuan Pariwisata di Minut. yang penting torang samua baku-baku bae dan baku-baku sayang,” ujar Bupati Panambunan.

Dikatakan juha Bupati, pelajaran nahasa Tonse akan segera dibahas dan akan menerapkannya didalam Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara tahun 2020, tutup Bupati Vonnie Panambunan.

Sekedar di ketahui, seminar budaya dengan menggunakan bahasa baru pertama kalinya dilaksanakan di Indonesia yaitu Kabupaten Minut dengan pengantar bahasa Tonsea.

Dalam sambutan Gubernur Sulut Bapak Olly Dondokamney yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan Ferry Sangian menyampaikan, Terlaksananya seminar budaya ini saya pandang sebagai kontribusi Tonsea union Foundition dalam mewarnai progres pembangunan daerah terlebih kontribusi yang berarti bagi pariwisata yang terus digenjot oleh pemerintah daerah.

“Mari kita satukan tekad untuk terus bersinergi, mentransformasikan semua potensi budaya Tonsea menjadi kekuatan riil yang efektif dalam rangka peningkatan kunjungan wisata di bumi nyiur melambai, serta meningkatkan kemandirian dan daya saing,” ujar Sangian

Sebagai nara sumber dalam seminar Drs. Ramoy Luntungan, dalam Luntungan berharap adanya partisipasi dari semua unsur masyarakat yang berada di Tonsea, apalagi para pengajar atau guru-guru yang tahu berbahasa Tonsea.

Tonsea Union akan berupaya agar pelajaran bahasa Tonsea dapat dimasukkan dalam kurikulum pendidikan di semua tingkatan, bahkan didukung pembuatan silabus yang nantinya dipergunakan ketika pelajaran bahasa Tonsea menjadi salah satu pelajaran Muatan Lokal di setiap sekolah di wilayah Minut.

“Ini program jangka pendek dulu, nanti tahun depan mungkin sudah meluas ke banyak-banyak desa dengan meminta bantuan pemerintah. Bupati sudah siap untuk membantu dananya. jika sudah selesai nanti banyak perubahan atau APBD tahun depan. Demikian juga dari provinsi sekarang sudah masukkan supaya di tahun depan itu sudah berjalan bagus. Mulai yang tua-tua terlebih dahulu kemudian kita buat nanti pelatihannya. Kita berjalan dulu sekarang nanti tahun depan kita mengharapkan sudah ada bantuan dana dari pihak pemerintah maupun dari pihak luar,”ucap Luntungan Tokoh masyarakat Tonsea.

Lanjutnya, kami harapkan kurikulum bahasa, agar Jangan punah bahasa itu. Bahasa adalah profesi nasional perekat bangsa NKRI. itu budaya karena Budaya adalah perekatnya daerah Pos Indonesia untuk menembus sekat-sekat primordialisme sempit sehingga benar-benar kesatuan dan persatuan Itu di atas segala-galanya.

Ketua panitia Maximilian Pinontoan menyampaikan, berdialog sehari-hari menggunakan tarnem tonsea sebagai upaya presensif terhadap kepunahan.

“Ini kami yakini juga sebagai jawaban atas tantangan zaman, era digitalisasi penggunaan teknologi cerdas namun, hendaklah semua itu tidak akan meninggalkan kita sebagai orang minahasa. Semoga apa yang kita buat ini membawa dampak yang besar bagi kelestarian bahasa tonsea sebagaimana yang kita tekadkan bersama,” tutupnya.

Hadir dalam seminar ini Tokoh adat Tonsea Drs Sompie Singal,MBA, Drs Paul Tirayoh, Prof. Dr. Herry Butje Moningka, Drs Lona Lengkong, Truitje Supit, William Luntungan, para undangan serta perwakilan toko-toko adat dari desa-desa yang diundang. (Jaan)

author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.