Sepekan Bencana,Ibu-ibu Koki Dilokasi Pengungsian Tetap Semangat

Para ibu-ibu koki(Jurumasak) dilokasi pengungsian yang terlihat tak pernah surut semangatnya meski harus meninggalkan tanggung jawab rutin dimasing-masing rumah tanggah

Para ibu-ibu koki(Jurumasak) dilokasi pengungsian yang terlihat tak pernah surut semangatnya meski harus meninggalkan tanggung jawab rutin dimasing-masing rumah tanggah

Tahuna-Hampir sepekan ini nyaris seluruh kegiatan serta perhatian pemerintah dan masyarakat masih tertuju pada bencana banjir dan longsor yang menewaskan 5 warga dan memporak-porandakkan rumah penduduk dan fasilitas pemerintah.

Namun dibalik kesibukkan tersebut,terpantau peran yang tak kalah penting dari para ibu-ibu koki (Jurumasak) dilokasi pengungsian yang terlihat tak pernah surut semangatnya meski harus meninggalkan tanggung jawab rutin dimasing-masing rumah tanggah.

Seperti halnya yang diungkapkan salah satu ibu muda warga Jemaat Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST), Trismerlin Paraeng saat diwawancarai sejumlah wartawan bersama-sama ibu-ibu lainnya, mereka mengaku sangat bersuka-cita dan tetap bersemangat beraktifitas di dapur umum dilokasi pengungsian gedung Gereja Imanuel Tahuna.

Meski hanya terlibat membantu menyiapkan makanan para pengungsi, bagi dirinya pemberian diri secara sukarela tersebut juga merupakan sukacita iman untuk sama-sama bisa merasakan beban yang dipikul korban bencana.

”Hingga sepekan pasca bencana, kami tetap bersemangat membantu dan terlibat dalam kegiatan masak-memasak dilokasi pengungsian Gereja Imanuel Tahuna, dan keterlibatan kami para ibu-ibu akan terus berlanjut selama masih ada warga yang mengungsi disini,”kata Paraeng yang juga menambahkan, untuk pelayanan masak dipengungsian dilakukan bergilirian per masing-masing kelompok wilayah pelayanan gereja sejak subuh siang dan malam.

Pengakuan yang sama juga terungkap dari sejumlah ibu yang melayani pengungsi di gedung Gereja GMIST Moria Kolongan Akengbawi. Ia mengaku tak merasa lelah meski dari subuh sudah beraktifitas di dapur pengungsian, baik untuk menyiapkan makanan maupun untuk memastikan semua pengungsi harus kebagian makanan.

”Kami disini juga secara bergiliran melayani dapur umum di gereja, dan kegiatan dapur sudah dimulai sejak subuh sampai malam,”ungkap ibu-ibu tersebut ditemui disela-sela kunjungan kepala BNPB bersama Bupati Drs. H.R. Makagansa MSi, Senin (27/06)kemarin.(feleh)

Tags:
author

Author: 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.